Kamis, 25 Juli 2019

Passion


Saya tidak lahir dari kelurga berkecukupan. Sehingga harus berjuang terlebih dahulu untuk memenuhi kebutuhan dasar, minimal sandang pangan papan. Ketika bicara passion. Kadang tak kepikiran, dulu. Setelah kebutuhan dasar tercukupi, di umur sekarang yang menginjak 33 tahun (23 juli kemarin), dank arena kejenuhan aktifitas yang ada. Jadi kepikiran tentang passion. 

Passion adalah perasaan yang sangat kuat seseorang pada sesuatu. Passion seringkali menjadi akar dari berbagai hal sebelum seseorang melakukan sesuatu. begitu kuatnya hingga terkadang orang bersedia melakukan apapun meski dengan pengorbanan yang cukup besar.
 
Begitu bahasa sederhana hasil googling tentang apa itu passion. Mungkin singkat nya bisa dikatakan sebagai gairah.

Lantas tentang ini, saya pun bingung apa yg menjadi passion saya. Hehe…
Karena terkadang saya bertipe ambisius. Yang kemudian setelah tercapai menajdi bosan. Menggebu dan tekun akan sesuatu yang memantang tapi kemudian menjadi bosen dan lelah saat menajdi rutinitas. Dan lainnya, saya kadang tak terpikirkan bagaimana cara menghasilkan uang, selain dari bekerja rutin. Jadi kemudian sekedar menekuni apa yang di tugaskan, tetapi menantang, dan setelah tercapai kemudian tercipta kebosanan.

Passsion tak juga identik dengan hobi, tidak sama. Saya memang hobi menulis, membaca, sejarah dan seni / sastra keindahan tapi bingung saat harus mendapatkan uang dari hobi tadi. Saat saya googling lebih jauh memang tak serta merta hobi menjadi passion, dan memang, jika dikatakan usaha yang menyenangkan adalah dari hobi. Betul memang. Tapi nyatanya tak semudah itu, tanpa ada daya juang dan motivasi tinggi untuk mencapainya.

Saya memutuskan berhenti jadi karyawan 2 kali. Saat yang pertama di picu karena kondisi yang sudah tidak kondusif dan membosankan, yang kedua lebih kepada tak ada tantangan dan monoton. Setelah itu saya masih berencana melakukan pencarian menjadi karyawan kembali. Akibat ketidaktahanan menghadapi kebosanan di weekday. Tapi kemudian istri yang menyadarkan, di umur segini, sebaiknya reset ulang tujuan hidup. Di saat untuk kebutuhan dasar dan pendidikan dari keluarga sudah tercukupi. Apakah harus kembali menjadi kuli?.memang betul, tapi merubah mindset memang tak semudah itu. Masih selalu dihantui kekhawatiran, bagaimana cara menghasilkan uang saat tak menjadi kuli.

Dilain sisi, Kecenderungan sensi, dan selalu melihat kedalam. Ini dampak lain psikologis masa lalu saya, mungkin. Saya termasuk orang rumahan, senang kebersihan dan kerapian rumah. Dilain sisi saya begitu menyenangi kepemimpinan, ini pun dampak dari keluarga, terutama bapak yang mengajarkan kepemimpinan dan ibu mengajarkan dengan tindakan tentang keaktifan. Saya pernah mengikuti test sederhana mengenai kepribadian, tak heran jika hasilnya menunjukkan sebagai melankolis yang sempurna dan koleris yang kuat.

Dan entahlah..
Dari sekian yang telah terceritakan, saya belum tercerahkan mengenai ke –passion –an. Terutama pada bagian bagaimana menghasilkan rupiah dengan passion. Bukan karena tuntutan atau ikut-ikutan jaman yang sekarang sedang rame-rame nya ber passion ria.

--
Serang, 25 juli 2019