Kamis, 08 Agustus 2019

Nur Ghana


Ki-ka (Dede, Aa, Kaka)
Waktu cepat berlalu.
Di pagi, 15 Juli 2019, anak yang pertama masuk SD. Kita (saya dan istri) sepakat, memberikan kesempatan untuk mengecap pendidikan yg ‘ter-baik’ bagi anak-anak, pendidikan umum pun agama. Walau merogoh saku agak dalam.

Kami dikarunia 3 orang anak : Satu  perempuan, dua Laki-laki. 

Si sulung Haura Syiffaa Nur Ghana. 
27 Februari 2013
Yang kedua Sakha Pradipta Nur Ghana.
02 Mei 2016
Dan Yang ketiga Rajendra Arya Nur Ghana.
12 Agustus 2018

Semua lahir di Serang -- normal, tak ada yang dilahirkan di daerah tempat kakek neneknya. Kami tak ingin membuat repot keluarga besar. Saya juga tak ingin mengulang cerita lama. Dimana saya selalu di manjakan, sampai lahir pun 'dipaksa' tidak ditempat tinggal orangtua. Ditambah sudah terlanjur, dari awal menikah kami siapkan sendiri, menjalani rumah tangga sendiri. Kami cukupkan doa dan restu orang tua, tanpa minta bekal materi.
Selanjutnya pun kami ingin mengajari anak-anak mandiri. Tentu tak ada maksud untuk menjauhkan kasih sayang kakek-nenek ke cucunya, yang menurut mitosnya lebih sayang di bandingkan keanaknya sendiri.

Nama belakang sengaja kami pilihkan begitu, bukan berarti itu marga, karena dalam tradisi sunda kidul, tak lazim menggunakannya. Itu hanya sebagai penanda, bahwa ada ikatan keluarga yang di turunkan dari orang tua. Nur diambil dari istri, dan Ghana dari saya (kebetulan bapak menamai anak-anaknya yang dari ibu dengan tambahan Gana Suyatna).

Mengenai nama depan anak-anak : Si sulung memang diambil dari bahasa arab -- ikutan tren milenial. Untuk yang kedua dan ketiga saya ambilkan dari kata sanskerta. Sesuai kesukaan saya. Bukan lagi ikut-ikutan tren. Artinya sama, yang terbaik dan berisi doa-doa.
---
Semoga kami bisa menjaga 3 krucil titipan Yang Maha Kuasa ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar