Di tengah ke syahduan desember, kesejukan cuacanya, bagi saya ternyata menyimpan berita kedukaan -- tercatat, di 2020 ini, ada 5 orang teman yang meninggal di usia muda; satu teman SMA, 1 temen kuliah S1, 1 senior organisasi, 1 senior di kantor yang dulu, dan hari ini 1 lagi teman kuliah S2.
Kesemuaannya mendadak. Mulanya aktifitas sedia kala. Tetiba langsung tumbang, dilarikan ke RS, dan tak lama dinyatakan wafat.
Luar biasa : dugaan kuat adalah penyakit jantung. Di usia yang rata-rata masih muda. Masih produktif. Ada yang seumuran saya, di bawah, dan di atas sedikit saja umurnya. Sekali lagi -- masih sangat muda.
Saya percaya 100% bahwa umur adalah rahasia. Tapi, tentu selalu ada sabab musabab nya. Lahirnya karena penyakit yang diderita. Banyaknya pola hidup yang tak seimbang. Sehingga tumbang.
Ada yang memang bangkit kembali. Ada yang setengah bangkit (hidup berpenyakit) dan ada pula yang langsung wafat.
Pilihannya tak enak semua.
Pada titik ini saya merenung : dulu setiap ada yang meninggal, saya merasa terhenyak dan ingat dosa2.
Sekarang, masih ada terhenyak, masih ingat dosa-dosa, tapi kadarnya tak begitu membara.
Rasanya tak perlu ada ketakutan u/ mati. Tapi, bukan berarti pula musyrik menyepelekan kematian.
Bukan pula bebal akibat dosa. Tapi mencoba berusaha sambil pelan-pelan mencari makna.
Mati muda bukan pilihan. Itu takdir dan kuasa ilahi.
Tapi, jika boleh ada opsi lain (dengan memanjatkan do'a), saya berharap berumur panjang, berumur yang bermanfaat, sambil terus ingin menemukan makna, untuk mendekat pada Nya, bukan karena ada apa-apanya.
Semoga.
Lahaula wala, quwata ila billah.
(Rikigana)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar