Yth. Pak RT, pak Ustadz, para sesepuh dari perguruan......Asw.wr.wbr.
Asw.wr.Wbr
Sampurasun..
Segala puji bagi Alloh SWT, sholawat dan salam tercurah kejunjungan Nabi Muhammad SAW.
Sebelum ke acara inti, izinkan saya bicara agak umum mengenai pelaksanaan kegiatan ini -- secara khusus ke RT an dan kepencaksilatan akan disampaikan bapak2 yang lain.
Bapak/ibu yang terhormat
Saya Riki Gana dari Komunitas Sajarah Banten (Pendiri). Komunitas Sajarah Banten merupakan Komunitas yang dibentuk pada tahun 2015 dengan fokus kegiatan: Sejarah dan Budaya Banten. Anggota (terutama digrup fb), saat ini sudah mencapai 8.230 Anggota dari berbagai unsur dan kalangan.
Kegiatan biasanya kami lakukan pada kajian akademis kesejarahan (dikampus), seminar, atau jelajah/kunjungan tempat sejarah dan budaya.
Dengan adanya pandemi covid-19. Praktis acara kumpul2 dilarang, sehingga kegiatan beralih ke online (rentang waktu 2019 - medio 2021). Dengan terbatasnya kegiatan, tetapi tujuan harus tercapai, maka ada ide bagus yang saya dapatkan saat ngobrol dipengajian RT.4; bahwasannya kegiatan pengenalan kebudayaan harus tetap dilakukan dilingkungan terdekat kita (diperumahan kita). Mengingat heterogennya penduduk kita dan pergeseran pemikiran masyarakat kota (yang terbawa arus teknologi), maka kegiatan pengenalan budaya untuk masyarakat yang berdomisili di Banten sangat mutlak diperlukan. Terutama juga pada anak-anak kita yang merupakan generasi penerus.
Secara kewilayahan, Banten dibagi dalam tiga wilayah, Utara (tangerang - betawi banten/cina benteng), tengah (serang,cilegon-jawa banten), selatan (malingping, pandeglang - sunda banten). Nah, asli saya berasal dari bagian selatan, malingping. Sehingga bisa dikatakan merupakan UBA (Urang Banten Asli).
Mengenai istilah urang Banten. Seiring berkembangnya perpindahan penduduk dari satu daerah kedaerah lain (akibat perkembangan ekonomi), istilah urang Banten kemudian coba untuk diredefinisi (diterangkan ulang).
Point pentingnya adalah Apa dan Siapa Orang Banten?
Untuk menjawab hal tersebut, pada suatu kesepakatan para sesepuh Banten (yang tergabung dalam PUB -perkumpulan Urang Banten- ketua: mantan ketua KPK Pak Taufikurahman ruki), melakukan kajian dan membentuk kesepakatan. Hasilnya, Orang Banten adalah Siapapun yang berdomisili di Banten, dengan catatan : memberikan kontribusi positif terhadap Banten. Salah satunya dengan cara melestarikan budaya Banten, serta menghargai kearifan lokal Banten.
Pertanyaan selanjutnya adalah Untuk apa belajar budaya?
Budaya adalah hasil cipta karya rasa manusia yang bertujuan menciptakan masyarakat beradab (madani). Apa itu beradab? Sederhananya: saling menghargai dan menghormati antar individu, dan mampu menempatkan hak dan kewajiban sesuai porsi masing-masing, di lingkungan sekitar. Memperbesar 'kemaluan', memperkecil ego dan arogansi/keangkuhan.
Apakah hasil kongkritnya, apa bisa dituker jadi duit? Bisa! Tapi, nanti setelah kita bisa menggunakan jaringannya dengan tepat dan tentu setelah bisa menggunakan cara-cara yang beradab. Agar kita semua tidak sekedar dijadikan objek dimintai sumbangan, pembagian sembako calon dewan, atau korban janji pengaspalan jalan lingkungan (yang notabene itu merupakan sudah kewajibannya).
Bapak/ibu yang saya hormati
Saat ini sudah hadir bersama kita salah satu budaya Banten (disebut warisan budaya tak benda) yaitu pencak silat. Yang dipimpin oleh ...... dari perguruan .....
Selanjutnya, saya persilakan pak RT untuk memberikan sambutan, kemudian dari unsur pencak silat, untuk sedikit menerangkan tentang pencak silat dan perguruannya ini.
Demikian, kurang dan lebihnya mohon maaf.
Wasw.wr.wbr
Sampurasun....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar