Januari yang dingin...
Di beberapa tempat dilanda bencana alam banjir, bandang dan tanah longsor. Alam menjadi serba salah, saat kemarau berkepanjangan orang rame-rame minta hujan. Dan disaat musim penghujan, di beberapa wilayah yang terkena banjir minta agar kemarau.
Kita tentu sadar, semua bencana ini pun sedikit banyak merupakan akibat ulah manusia. Hutan-hutan di hilir tak terselamatkan dari pembalakan. Lahan terbuka berubah menjadi bangunan-bangunan beton. Orang cenderung melupakan, baru sadar ketika bencana terjadi. Baik kekeringan maupun kelebihan air.
Tapi kita takkan membicarakan itu, sudah banyak yang membahas dan sudah banyak pula sekarang yang relawan untuk membantu. Tanpa menghilangkan rasa empati kepada yang terkena bencana, terkadang saya merasa beberapa ' relawan' hanya menjadikan bencana sebagai wisata. Mohon maaf, saya tidak lebih membantu di bandingkan mereka. Tapi agak menjadi hilang respek ketika melakukan sesuatu selalu ada pamrihnya. Terutama untuk kepopuleran lembaga ataupun pribadi...
-----
Sudah januari..
Sudah 2020..
Tak terasa waktu begitu cepat berlalu.
Jika panjang umur sampai juli mendatang saya berusia 34 tahun.
Masih mencatat dan menceritakan aktifitas pribadi.
Di bulan januari ini, beberpa kegiatan dilanjutkan dari 2019. Contoh mengenai kursus bahasa inggris di LIA. Di bulan desember hasil test untuk CV 1 keluar, hasilnya memuaskan. Untuk itu, saya coba lanjutkan untuk di level 2 -- CV 2. setidaknya sampai dengan maret atau april 2020. Setelah itu, entah, masih ragu apakah mau lanjut ke level 3 atau tidak, tergantung nanti (sebagai informasi kursus conversation di LIA ada 6 tingkat).
Aktifitas terbaru mengajar. Mengajar Sejarah. Sebagai guru sejarah di sekolah kejuruan swasta (SMK Pelayaran Nusantara) di Serang. Entah kebetulan atau tidak, atau tepatnya sih peluang dan berkah dari Alloh SWT yang tidak di duga-duga. Sedang konsentrasi mengelola fanpage Sajarah banten (Fb, yang di target untuk dilakukan monetisasi yang sulit untuk dipenuhi,hehe), tiba-tiba ada tawaran di Grup atau tepatmya lowongan untuk mengajar jadi guru sejarah. Bak dicinta ulam pun tiba, saya yang suka sejarah di tawari untuk mengajari sejarah. Ya, saya coba untuk melamar. Sempat pesimis, karena bukan lulusan sejarah. Tapi tak dinyana, setelah melalui obrolan baik langsung maupun tidak, saya tetep di promote oleh kepala sekolahnya untuk mengajar sejarah. Walaupun untuk saat ini saya 'agak' tidak peduli dengan sallarynya, biarkan mengalir saja. Sampai sudah mengajar satu kalipun, kita belum membicarakan masalah gaji. Yang penting saya menyukainya.
Barangkali betul kata orang, passion adalah segala sesuatu yang membuat kita bergairah, apapun kondisinya. Merasa bersemangat, tanpa pamrih. Berbahagialah jika perusahaan2, yayasan2 atau lembaga apapun mendapatkan karyawan2 sesuai dengan passionnya. Dia akan sungguh2. Tapi, bos2 jangan terlena atau kebangetan. harus berpikir timbal balik, walau tak hitung2an. Karyawan begitu, tetap harus dihargai dengan gaji yang sesuai. Malah bila perlu lebih. Karena integritasnya takkan di ragukan lagi. Buat dia merasa nyaman, dan lebih nyaman.
Nah, ada sesuatu yang agak mengganjal. Luar biasa males untuk memulainya. Ini tak boleh di ikuti oleh yang baca tulisan ini. Siapapun itu. Ini tentang tesis. Betul kata prof.pembimbing saya. Yang paling susah itu menangkal kemalesan untuk memulainya. Tidak ada orang yang tidak bisa, kalo mencoba terlebih dahulu.
Saya berulang-ulang berniat. Dan ini yang kesekian kalinya, bahwa minggu depan, senin, di januari ini saya harus segera menyusunnya. Seribu alasan memang untuk memulai, tips nya adalah harus dicoba. Paksa dan coba aja terlebih dahulu.
Ganjalan kedua, di wirausaha, di PT Anu Kula Ghana, agak vakum. Tapi biarlah ini menjadi prioritas selanjutnya, setelah tesis, ataupun sambil jalan. Sebab terkadang peluang itu pun timbul tak mengenal rencana. Datang tiba-tiba. menunggu pun bosen rasanya.
Sudah magrib untuk kota serang dan sekitarnya.
Saya sudahi saja tulisan ini. Terima kasih (Rikigana)