Di tengah kesibukan menyelesaikan tesis, yang alhamdulilah sudah di daftarkan di sidang (tinggal nunggu jadwal), ada berita heboh : paparan virus di kampus.
Sontak, kampus di liburkan (lock down) sampai 2 minggu kedepan. Walau sempet dongkol, karena administrasi jadi lambat dan kejar-kejaran agar tidak bayaran lagi, saya setuju dengan keputusan tersebut.
Apa hal? Bagi yang belum percaya dan menolak vaksin, dan selalu mengutip ayat kitab suci, ini harus berpikir ulang.
Saat ini saya percaya, bahwa corina itu ada, dan valid 100%.
Tahun lalu memang katanya, hanya lihat di berita dunia (china). Berjalan bulan, masih lihat di berita nasional (masuk indonesia dan banyak yang kena). Akhir tahun 2020, dan awal tahun 2021, bukan lagi katanya. Bukan lagi dari berita. Tapi nyata. Di lingkungan terdekat dan lingkaran aktifitas. Memang ada. Terbukti.
Mula-mula di lingkungan perumahan, ada yang terkena. Walau alhamdulilah bisa sembuh kembali (karena imun nya kuat dan diobati), tapi jelas membuktikan bahwa gejala penyakitnya adalah corona. Dari mulai kehilangan indra penciuman, sampai lemas di badan. Dia tidak punya penyakit bawaan. Dia tetap segar, tapi isolasi. Dia membuktikan bahwa corona itu benar adanya.
Tak lama berselang, berturut-turut datang berita duka. Dosen dikampus 2 orang meninggal dunia. Setelah di telisik, ternyata akibat corona (covid-19).
Memang beliau berdua sudah usia tua, ditambah pula bawa penyakit bahaya. Jantung, diabet, asma. Tapi, saya hanya ingin menyampaikan bahwa ini lebih jelas.
Corona itu ada.
Semoga vaksin segera di distribusikan dan disuntikan.
Saya tidak khawatir karena masih usia muda dan tergolong tidak rentan.
Tapi, saya punya anak2 di bawah 5 tahun. Saya punya orang tua dan mertua di atas 60 tahun.
Walau, urusan nyawa adalah rahasia yang Kuasa. Tapi, setidaknya kita berusaha.
Wallahu alam.
(Rikigana)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar