Alhamdulilah, selesai sudah pengambilan sample untuk tesis.
Tepatnya penyebaran quesioner untuk seluruh UMKM kuliner khas Banten. Sebetulnya bisa saja tanpa wawancara langsung, atau terjun kelapangan. Tapi saya memilih untuk terjun, selain penasaran, juga dalam rangka jalan-jalan mengenal kebudayaan (dalam hal ini makanan) yang ada di Banten.
Sampel saya sebanyak 90. Dibagi kedalam 4 kabupaten/kota yang ada di Banten. Sebagai data pendahuluan, diperoleh dari referensi, bahwa Banten Tengah (serang) dan Banten selatan (lebak, Pandeglang) lah yang masih banyak UMKM khas lokal. Sedang untuk banten Utara (tangerang), cenderung sedikit varian khas lokal, banyaknya kuliner modern.
Jumlah sampel 90, dibagi dengan komposisi : Kab. Serang 32 sampel, Kota Serang 22 sampel, Kota Cilegon 20 sampel dan kab Pandeglang 24 sampel. Sebetulnya lebih cenderung ke sampel jenuh (sensus), karena cenderung susah untuk menemukan sejumlah itu secara tepat dimana lokasi khas kuliner banten berada.
Sekedar informasi dan pengingat, berikut adalah ragam jenis makanan khas lokal Banten di 4 Kabupaten/Kota tersebut. (Note: sampel yang saya ambil, adalah umkm yang sudah established minimal 1 tahun).
1. Kab. Serang, Kota Serang, Kota Cilegon: ini digabung, karena sebetulnya dulu ada dalam satu kewilayahan, terus dimekarkan, khas kuliner lokalnya pun hampir sama, diantaranya: Sate Bandeng, Rabeg, Bontot Pontang, Dendeng, Gado-gado Cilame, Keceprek Cilegon, Nasi Sum-sum, Gipang, Nasi Gonjleng Cilegon, Pecak Bandeng (baik yang berduri ataupun tidak), Pecak belut Baros dan nasi bebek pontang.
2. Kab. Pandeglang: Angeun Lada, Emping Menes, Otak-otak Labuan, Balok Menes, Apem Putih Cimanuk.
Semua saya sambangi, menarik mengenal semua itu. Walau ada yang kooperatif dan tidak, ada yang dengan senang hati bekerjasama (sampai menawari makanan gratis), ada juga yang menolak baik halus atau kasar, yang halus pura-pura sibuk, yang kasar dengan wajah ketus menolak.
Begitulah! (rikigana)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar