Selasa, 28 Juli 2020

Tulis Esai

Akhirnya saya tiba pada satu titik, titik dimana timbul kesadaran dalam diri, bahwasannya menulis ini jangan asal-asalan, penuh typo, dan 'sakadaek'. Mulai lah mengikuti kaidah-kaidah yang seharusnya. Mulailah belajar menulis yang benar, sehingga struktur tulisan nya baik dan yang memabaca pun bisa menangkap apa yang ingin disampaikan.

Pada blogspot ini, tulisan saya memang cnderung membulet. Akhirnya terkadang habis pada pola-pola pikiran yang ruwet dan bingung untuk menyelesaikan atau menutup tulisan tersebut.

Baiklah, kita mulai dari cara menulis esai.

Secara bahasa, “essay” berasal dari bahasa Prancis, yang berarti mencoba atau berusaha. Esai adalah suatu tulisan yang menggambarkan sebuah opini dari penulis tentang subjek tertentu yang dicoba untuk dinilainya (Hidayah, 2019). Menuliskan esai berarti membentuk sekumpulan ide yang saling berkaitan menjadi argumen. Esai pada dasarnya perlu disusun secara rapi agar masuk akal dan dapat dipahami bagi para pembaca. Esai menentukan informasi yang perlu diketahui pembaca dan juga urutan yang harus mereka terima. Struktur esai harusnya dapat membuat tulisan yang bisa memengaruhi pembaca terhadap ide yang disampaikan. ada beberapa esai klasik seperti esai naratif, descriptif, expositori, dan persuasif namun pada dasarnya tidak ada rumus yang pasti.

Kalo merujuk atau belajar teori memang agak sulit. Ribet. Tulisan yang bagus adalah tulisan yang dituliskan. Bukan diangan-angankan.

Tapi, ada panduan praktis yang bagus. Baru-baru ini saya lihat podcast nya pak Dahlan iskan dan anaknya azrul ananada -- yang keduanya merupakan bos media yang mantan wartawan. Panduan praktisnya adalah sebagai berikut:

1. Paragraf pembuka: tentukan perihal besarnya, disertai poin-poin alasannya.
2. Paragraf 2: Uraikan poin alasan pertama.
3. Paragraf 3 : uraikan poin alasan kedua.
4. Paragraf 4, dst : uraikan poin alasan ketiga dst,
5. Paragraf penutup : ulangi lagi membuat kesimpulan seperti paragraf pembuka disertai penegasan poin-poin alasannya.

Dengan demikian, selesailah suatu tulisan yang disebut essai, walau sederhana, tapi itu sudah jadi tulisan dengan struktur tulisan essai yang komplit.

Nah, begitulah!
(rikigana)

Jumat, 24 Juli 2020

Ulang Taun

Sampe dengan saat ini saya masih penasaran, dari mana ya relevansinya antara ulang tahun dan makan-makan.

Ada juga ekstrim waktu jaman-jaman sekolah SMP dan SMA, malah sampe ajamn kuliah (untuk orang-orang tertentu), yang ulah tahun diperlonco. Sudah disiksa, kemudian di palak juga.

Beruntung yang orang kaya, itu jadi prestise tersendiri sebagai bentuk dia dikelilingi banyak teman. Dia banyak yang peduli. Walau itu menurut saya agak lebay. Lantas bagaimana orang kismin? kadang ya memang di cuekin, tapi yang parah itu kadang mengusahakan untuk dirayakan, seolah ingin panjat sosial untuk diakui keberadaannya di lingkungan sosial yang sebetulnya itu bukan kelasnya.

Tapi, ya boleh aja sih. Itu pilihan hidup. Hanya kembali ke awal, apa ya relevansinya antara ulang tahun dan makan-makan.

Ya, kalo mau makan-makan kan tidak harus ulang tahun. Saya juga tidak pelit. Tapi, saya termasuk orang yang risih ketika momen tertentu di minta traktir-traktir. Menurut saya sih kurang sopan. Dusun. Analoginya hampir sama dengan yang meninggal kita riungan. Orang kan sama-sama terbebani.

Saya tidak menyarankan dalam keluarga hal demikian, kalopun kita makan, ya syukuran untuk keluarga dekat. Sekedar bercengkrama. Tidak untuk orang-orang yang baru kenal atau orang yang sudah kenal tapi sok akrab. Jengah rasanya.

Demikian. Iseng aja emang ini tulisan...hehe...

Dokumentasi Webinar ODCA

Saya Sebagai Moderator sesi-1
Berjalan sukses dengan peserta 350 orang.



























Sabtu, 18 Juli 2020

ALUMET & Rektor UNTIRTA


Diskusi dengan Rektor untirta.

Hari/tanggal : Rabu, 15 Juli 2020
Waktu.           : 07.30 - 09.30
Peserta.         : Rektor, Alumet, Himamet

Hasil diskusi:
1. Tentang ODCA:
- rektor untirta mendukung kegiatan ODCA dan bersedia pada acara tsb (18/07) menjadi opening speech (sekaligus memaparkan visi misi UNTIRTA -- green smart campus)
- Link zoom agar di kirim via japri ke pak rektor 20 menit sebelum acara di mulai. (Pj: Rikigana)

2. Lain-lain

- Cluster refractory : agar di buat acara pertemuan bertempat di rektorat dengan tema refraktori. Peserta: Alumet yang bekerja/berkompetensi di bidang refractory (pj: Pak Fer)

- studi kebantenan: Lakukan update referensi studi kebantenan di untirta, terbitkan ulang dengan memasukan content sumber daya Alam yang ada di Banten Selatan (pj: Riki Gana)


Minggu, 05 Juli 2020

Makan - makan


Saya tak bakat jadi penyicip Makanan. 
Semuanya enak, semuanya mengenyangkan; kenyang di perut, kenyang dimata. Baik makanan berat, maupun cemilan, sangat cocok di lidah -- lidahnya orang Banten, pada khususnya.
Eh, ada sih yg bikin sy kurang pas : Sate Bandeng. Entah ya, rasanya agak2 gimana gitu. Ada manis-manisnya, tapi tak pas peruntukannya (mirip naksir cewe cakep, tapi milik orang). 😁

Urusan kuliner khas Banten, Banten Tengah (serang,cilegon) dan Banten Selatan (Lebak, Pandeglang) memang tempatnya. Di Banten Utara (tangerang), walau ada khasnya, lebih dominan makanan modern nya.

Minus Lebak, saya sudah keliling di tengah dan selatan. Mengumpulkan 90 sampel secara keseluruhan, yang terbagi2 sesuai proporsi di tiap2 daerah tersebut. Banyak sulitnya, ketimbang mudahnya. Satu hal karena sedang korona, dua hal karena berbiaya, tiga hal karena sulitnya data (banyaknya sensus), empat hal karena masih ada saja respon pemilik/pengelola kuliner yang banyak gaya.

Demikian.
--
Note:
-) kuliner Khas Pandeglang : Angeun Lada, Apem Putih, otak-otak labuan, emping menes, Balok menes, dll.

-) kuliner khas cilegon-serang : Rabeg, Sate Bandeng, Pecak Bandeng, Nasi Gonjleng, bontot domas, keceprek, dll.

-) kuliner khas lebak : leumeung, baso ikan, dll.

Selesai Sensus (Tesis)

Alhamdulilah, selesai sudah pengambilan sample untuk tesis.

Tepatnya penyebaran quesioner untuk seluruh UMKM kuliner khas Banten. Sebetulnya bisa saja tanpa wawancara langsung, atau terjun kelapangan. Tapi saya memilih untuk terjun, selain penasaran, juga dalam rangka jalan-jalan mengenal kebudayaan (dalam hal ini makanan) yang ada di Banten.

Sampel saya sebanyak 90. Dibagi kedalam 4 kabupaten/kota yang ada di Banten. Sebagai data pendahuluan, diperoleh dari referensi, bahwa Banten Tengah (serang) dan Banten selatan (lebak, Pandeglang) lah yang masih banyak UMKM khas lokal. Sedang untuk banten Utara (tangerang), cenderung sedikit varian khas lokal, banyaknya kuliner modern.

Jumlah sampel 90, dibagi dengan komposisi : Kab. Serang 32 sampel, Kota Serang 22 sampel, Kota Cilegon 20 sampel dan kab Pandeglang 24 sampel. Sebetulnya lebih cenderung ke sampel jenuh (sensus), karena cenderung susah untuk menemukan sejumlah itu secara tepat dimana lokasi khas kuliner banten berada.

Sekedar informasi dan pengingat, berikut adalah ragam jenis makanan khas lokal Banten di 4 Kabupaten/Kota tersebut. (Note: sampel yang saya ambil, adalah umkm yang sudah established minimal 1 tahun).

1. Kab. Serang, Kota Serang, Kota Cilegon: ini digabung, karena sebetulnya dulu ada dalam satu kewilayahan, terus dimekarkan, khas kuliner lokalnya pun hampir sama, diantaranya: Sate Bandeng, Rabeg, Bontot Pontang, Dendeng, Gado-gado Cilame, Keceprek Cilegon, Nasi Sum-sum, Gipang, Nasi Gonjleng Cilegon, Pecak Bandeng (baik yang berduri ataupun tidak), Pecak belut Baros dan nasi bebek pontang.

2. Kab. Pandeglang: Angeun Lada, Emping Menes, Otak-otak Labuan, Balok Menes, Apem Putih Cimanuk.

Semua saya sambangi, menarik mengenal semua itu. Walau ada yang kooperatif dan tidak, ada yang dengan senang hati bekerjasama (sampai menawari makanan gratis), ada juga yang menolak baik halus atau kasar, yang halus pura-pura sibuk, yang kasar dengan wajah ketus menolak.

Begitulah! (rikigana)

Sabtu, 04 Juli 2020

Istigosah Cidahu

Sebagian jamaah istigosah

Inisaya tulis, sebagai pengingat.
Bahwasannya setiap awal bulan di minggu pertama di adakan kegiatan dzikir (istigosah) di pesantren besar dipandeglang, tepatnya di cidahu.

Cidahu merupakan tempat bersejarah sekaligus tempat dikeramatkan, karena terdapat ulama besar banten disana, abuya dimyati cidahu.

Tentu saat ini beliau sudah wafat. Yang menggantikan anak-anaknya.

Adalah abuya murtadlo, salah satu anak abuya dimyati yang memimpin istigosah ini. Pesertanya membludak, kurang lebih 3000 orang, dari berbagai tempat (tidak hanya di Banten).

Lantas bagaimana saya bisa ikut?
Lagi-lagi karena pergaulan bapak.
Bapak merupakan salah satu pendiri, atau awal mula diadakannya istigosah ini. Bersama pa H.Sukma (yang merupakan penyandang dana), bapa selaku perwakilan dari kaum kejawaraan ikut dilibatkan.

Jadilah tiga serangkai; abuya murtado (sisi spritual), h.sukma(sisi pengusaha), bapak saya (selaku jawara).

Tiga serangkai ini tentu dengan tugasnya masing-masing. Tapi, perlu di ingat dalam tradisi kekultusan di Banten, tentu 3 serangkai ini tak ada dalam kelas yang sama. 

Abuya merupakan sentral dari semuanya, h.sukma sebagai penyandang dana lebih kedukungan finansial di awal-awal, dan bapak punya tugas khusus lapangan, sebagai marketing sekaligus tim teknis untuk menjaring seluruh kalangan (tim wara-wiri).

Memang ditujuan awal mereka sangat unik, sasaran utamanya bukan untuk para santri dan kyai, tapi lebih ke masyarakat umum, malah para jawara.

Strategi yang unik, karena dikemudian hari akhirnya bisa tergabung antara kaum santri kyai dan kaum jawara serta masyarakat umum tanpa membanding-bandingkan kelompok mana yang lebih suci.

Saya memang beberapa kali, coba untuk di dekatkan ke abuya. Cuma mungkin karena beda umur, beda latar belakang lingkungan, saya tentu takbisa serta-merta 'cocok' dengan semua itu.

Tapi, disamping semua itu, ini salah satu kesalutan saya akan pergaulan bapak. Walau beliau tak unggul dari sisi materi, tapi unggul dari sisi pergaulan. Bisa masuk kemana saja. Ketokoh-tokoh berpengaruh umat. Walau dia tak begitu suka dengan merapat ke tokoh politik.

Demikian, ini sebagai pengingat, dan ini saya tulis disela-sela dzikir berlangsung, di cidahu. (Rikigana)

Rabu, 01 Juli 2020

Juli 34

Awal Juli 2020...

Bulan lahir saya dan istri. Walau tak pernah merasa istimewa dalam kaitannya hari lahir ini, tapi yang pasti sebagai tolok ukur umur di dunia.
Tak terasa saya sudah umur 34 tahun, istri 32 tahun, berarti bapak sudah umur 64 tahun, mamah di umur 55 tahun. Luar biasa, begitu nikmat berada didunia yang katanya singkat ini.

Dulu-dulu, selalu menghitung pencapain apa yang sudah dibuat di umur ini. Sekarang-sekarang, entahlah rasanya cukup menjalani kehidupan saja, tapi tentu berharap dan harus selalu melangkah kearah yang lebih baik.

Target juli ini masih seputar Tesis : menyelesaikan tesis, bimbingan dsb. sampai dengan selesainya daftar sidang.

Lainnya: karena lockdown, sekolah dan kampus masih di liburkan, saya lebih banyak konsentrasi dikegiatan kemasyarakatan, baik di lingkungan RT dan lingkungan artesis.

Demikian (rikigana)