Jumat, 19 Juni 2020

KOPDAR KSB

Asw.wr.wbr
Salam sejahtera
om swasiatu
Namo Budaya
Salama Kebajikan

Segala Puji Bagi Tuhan YME

Pertama-tama saya ucapkan terimakasih kepada semua anggota yang telah bergabung dalam acara SILATURAHMI ONLINE KOMUNITAS SAJARAH BANTEN. Alhamdulilah, walau dimasa pandemik korona, akhirnya kita bisa berkumpul bersama.

Sebagai informasi, tadinya kegiatan ini sudah dirancang untuk KOPDAR (secara offline), di renacanakan sebelum adanya status pandemik akibat virus korona. Tapi, seminggu kemudian (sebelum pertemuan dengan tim) ada pengumuman dari pemerintah terkait hal tersebut. Jadi, terpaksa pertemuan tersebut tidak dilakukan, dan akan dilakukan pertemuan lain selepas pandemik.

Tetapi, seperti kita ketahui s.d saat ini, pandemik masih terus berlangsung, sehingga ide KOPDAR bergeser ke SILATURAHMI ONLINE melalui aplikasi zoom. Untuk ini, saya ucapkan terimakasih secara khusus untuk tim (bung hendra dan bung dimas: sebagai pelaksana kegiatan ini, dan Pak Iman Saefulloh atas masukannya).

Bapak ibu rekan-rekan sekalian, Agenda saat ini secara sederhana menyampaikan terkait KSB. Ini merupakan pertemuan pertama, jadi secara garis besar saya akan memaparkan terkait KSB dan siapa saja tim yang terlibat didalamnya.

Karena waktu kita terbatas hanya 40 menit, jadi saya akan bagi menjadi 3 bagian: 1) Pemaparan dari saya, tentang KSB (10 menit); 2) Sedikit pemaparan dari bung hendri tentang asal usul nama Banten (10 menit); 3) Perkenalan dan Saran, penutup (20 menit).

Oh iya, sebelum lupa silakan bapak-ibu rekan-rekan anggota sekalian memperkenalkan diri dengan mengisi chat pada aplikasi zoom ini. Sebutkan nama, asal, dan no HP. Jika ada saran silakan sekalian untuk disertakan.

Bapak ibu rekan-rekan anggota, KSB sebetulnya lahir dari hobi yang sama, antara saya dan bung Hendri, yang kemudian kami diskusikan dengan konsultan digital (hehe), bung odin. Dulu kami melahirkan salah satu website tentang sejarah kebantenan. Namanya : paseban.id. Mulanya memang jadi proyek idealis yang agak ambisius dengan konsep integral. Tapi, ya karena kesibukan masing-masing. Ternyata tak seindah yang dibayangkan.

Pada akhirnya, seiring berjalannya waktu, kami biarkan ini mengalir dan mengikuti arus yang ada, tentu dengan tidak meninggalkan pakem yang ada (tujuan: Edukatif, Rekreatif dan Inspiratif). Yang tadinya kami fokus di website, beralih fokus ke fanpage FB, dan saya coba untuk bikin komunitas di grup FB tersebut.

Dan, tanpa disadari, malah animo akan grup ini yang sungguh menakjubkan.

Ada yang membuat saya bahagia dalam KSB, terutama di grup FB. Setidaknya ada 2 hal. Pertama, sesuai data statistik FB, dari 5000 anggota yang sudah tergabung ternyata didominasi oleh generasi milenial dan generasi z. Ini berarti animo anak muda akan sejarah Banten sangat besar. Walau dibeberapa bagian masih posting 'seenaknya' tetapi minimal sudah timbul kesadaran di generasi muda tentang sejarah kebantenan. Jika ini konsisten untuk berkembang, bisa dipastikan Sejarah kebantenan akan tetap abadi pada setiap generasi. Hanya PR nya sekarang adalah, bagaimana edukasi yang diinformasikan tersebut, sesuai dengan kaidah-kaidah yang seharusnya dalam kesejarahan.
Kedua, saya juga cukup bahagia, karena beberapa anggota yang sudah lebih paham akan sejarah Banten, mau berbagi dan meluruskan setiap ada hal-hal yang dirasa kurang tepat. Golongan anggota ini mau dan bersedia untuk meluruskan sesuai dengan pengetahuannya masing-masing. Walau PR nya juga, sementara ini masih terbatas banyaknya hanya pengetahuan wisata kereligian. Mudah-mudahan kedepan ada juga beberapa sejarawan yang bisa ikut dalam grup kita. Atau bisa kita undang (tentu dengan gratis- karena KSB saya ingin tetep gratis) untuk mengisi acara-acara diskusi tematik kita kedepannya.

Bapak Ibu anggota sekalian, seiring berjalan waktu, banyak yang berperan dalam perkembangan KSB ini. Disamping nama-nama tadi yang sudah saya sebut diatas, saya ucapkan terimakasih pula kepada beberapa teman senior yang sudah ikut serta berkecimpung di KSB. Mohon maaf tidak bisa saya sebutkan satu-persatu. Tapi, sebagai informasi anggotanya sudah tersebar di seluruh Banten. Baik Serang, CIlegon, pandeglang, lebak maupun Tangerang.

Bapak-ibu, demikian sebagai prolog yang dapat saya sampaikan. berikutnya kita menginjak agenda kedua, saya akan persilakan Bung Hendri Fitri, untuk menyampaikan sedikit tentang Banten. Untuk diketahui, beliau adalah redaktur Majalah Sejarah terkenal, Historia, beliau juga penulis produktif beberapa buku yang ada di wilayah Banten.

Mohon maaf atas segala kekurangan.
Teruslah berbagi.
Salam Sajarah Banten.

Wasw.wr.wbr
Salam sejahtera
om swasiatu
Namo Budaya
Salama Kebajikan

Senin, 15 Juni 2020

Teori Praktek

Hari ini saya tadinya ingin update mengenai tesis (tentang penggunaan PLS untuk uji quesioner dari 30 responden awal).

Tapi, kayaknya lebih tepat bicara ini. Bicara tentang kemasyarakatan, di komplek tempat saya tinggal. Menarik? Ya, menarik! Karena sehebat-hebatnya kita pada apapun, terutama pendidikan dan teori2, yang paling hebat itu ketika bisa aplikatif di masyarakat. Bagian terkecil dari ke heterogenan yang ada.

Mungkin ini bukan pengkotak-kotakan ilmu sebetulnya. Misal: saya s1 lulusan teknik, metalurgi, tentu tak bisa diaplikasikan langsung di masyarakat sekitar. Toh mereka kan tidak menggeluti dunia pembuatan besi-baja. Buat apa kan, itu skala industri. Tapi, setidaknya membuka pikiran, dan membenarkan konsep yang ada. Bahwa dalam berkehidupan itu, tak cukup hanya dengan satu keilmuan. Makanya saya selalu menyarankan kepada tiap-tiap mahasiswa, berorganisasilah!

Setelah saya S2 itu, belajar manajemen. Walau tingkatan dan cakupannya merupakan skala besar -- organisasi perusahaan. Tapi, sedikit banyaknya bisa diaplikasikan di masyarakat. Tapi sebetulnya juga tak begitu juga ya, bukan barang baru, karena saya sudah terbiasa di organisasi dan manajerial. Kalo hanya untuk di masyarakat, ilmu organisasi itu pun sudah cukup. Hanya memang saat sudah S2, helicopter viewnya jadi lebih luas. Melihat permasalahan dan solusinya lebih komprehensif.

Saat ini saya baru menemukan ini : ketertarikan personal sebetulnya lebih cenderung ke keilmuawan humaniora. Ilmu yang katanya bertujuan ' lebih memanusiakan manusia'. Saya cenderung tertarik pada Sasta, budaya, sosial dan sejarah. Tapi, memang ada kurangnya, kalo urusan materi, biasanya kesempatan untuk peluang pekerjaan pada bidang ini cenderung sedikit, tapi peminatnya banyak. Beda dengan teknik, peluang besar, peminatan orang sedikit, peluang pekerjaan banyak.

Memang, kuliah sebetulnya bukan untuk cari kerja. Tapi, kita tidak bisa munafik. Alasan kebanyak orang untuk kuliah adalah untuk mendapatkan kerja. Untuk masa depan dan perbaikan hidup. Apalagi untuk golongan menengah kebawah. pendidikan merupakan salah satu cara untuk memutus rantai kemiskinan. Jalan pertama untuk memenuhi kebutuhan Maslow.

Kembali kemasyarakat, malam minggu kemarin saya dan tim berhasil melakukan rapat luar biasa. Rapat tentang perapihan keorganisasian sumur artesis. Sumur yang dikemas sedemikian rupa, untuk mencukupi seluruh rumah sekitaran komplek.

Awal mulanya saya tak ingin terlibat, bukan pula penggagas atau pendirinya. Hanya sekedar anggota pasif -- bayar uang pangkal, dapat layanan air, dan bayaran pemakaian tagihan tiap bulan.

Keterlibatan saya karena di ajak oleh bapak-bapak RT yang lain, karena ada 'penyelewengan' uang oleh para pendiri/pengurus tersebut. Sebetulnya lumrah sih! Lumrah pada sisi dimana organisasi tersebut sangat tradisional, tidak ada kontrol dan jalan sesuka-sukanya (khas di masyarakat). Hanya, mungkin agak keterlaluan karena kelamaan dan seolah-olah tidak ada perbaikan, disamping itu memanfaatkan peluang bahwa bapak-bapak yang lainn sibuk. Akhirnya, timbul fenomena gunung es. Tadinya gelindingan kecil, karena numpuk, akhirnya pecah juga.

Sampailah pada titik dimana ada mosi tidak percaya, dan meminta pertanggungjawaban.
Sayangnya, resistansi pengurus yang tidak mencoba untuk menyelesaikan dengan cara-cara elegan, malah membuat semakin kacau dan banyak desas-desus. Alih-alih menyelesaikan, malah membuat semacam mosi perlawanan. membuat kubu. Sehingga yang terjadi ada kubu bertahan dan kubu perubahan (hal yang menurut saya sebetulnya tidak perlu).

Nah, pada bagian ini saya dilibatkan. Tentu pada bagian yang perubahan -- perubahan yang lebih baik.

Disini ilmu dan pengalaman bermain.

Mungkin yang lain gak kerasa. Mereka hanya berpikir as usual. Tapi tak punya konsep yang utuh. Mereka hanya berkonsep separo-separo. Tidak komprehensif.

Nah, ini nah yang kedua.

Pertama yang saya lakukan adalah buat sistem (walau sistem tak serumit seperti teorinya). Sistem sederhana. Pendekatannya pertama adalah dibuat peraturan (ad-art). Banyak yang menolak. Tapi, karena ini alasan umum, akhirnya tak bisa terbantahkan.

Sebetulnya mungkin banyak juga yang bisa. Tapi, ini juga membuktikan orang yang hanya bisa berteori, tapi prakteknya nol, akan kebingungan dari mana dia mulainya. Ada juga golongan yang maen aman. Karena dia juga ikut terlibat, atau karena dia juga ada kedekatan dengan pengurus yang lama. Banyaknya memang apatis. Tapi, tidak bisa juga dikatakan apatis ya, karena sebetulnya mereka juga greget tapi lebih memilih diam karena kesibukannya atau karena ketidakmampuannya.

Deuh..
Jadi kebanyakan nih nulis.
Sementara itu dulu, goal pertama sudah berhasil buat sistem, tinggal selanjutnya tinjauan untuk penyesuaian dan perbaikan. Yang jelas 'kurungan' sudah dibuat.

Demikian, agak alot memang dimasyarakat, sampai anda kuliah bertahun-tahun pun, ber jenjang-jenjang pun, tak bisa serta merta lihai terjun ke masyarakat.

Anda boleh hebat berteori sebanyak apapun, tapi seindah-indahnya teori adalah yang bisa diaplikasikan. Jangan dulu ke negara, silakan tester di masyarakat. Biar nyaho !
(riki gana)

M e t i m e

Ditinjau dari aspek psikologi, semua orang ternyata membutuhkan apa yang dinamakan me-time (waktu khusus untuk diri sendiri, konsep yang waktu kecil dulu saya sempat mempertanyakannya, dimana saya selalu suka ada waktu untuk sendiri, tapi lingkungan belum mendukung, dianggap sebuah kesombongan dan tidak berbaur).

Secara sederhana, saya mendefinisikan me-time sebagai waktu untuk sendiri, melupakan sejenak segala 'beban', dan melakukan aktifitas yang membuat kita rileks, bebas untuk berimajinasi.

Dipikir-pikir, me-time saya sangat sederhana : sendirian, mendengarkan lagu sunda, menulis atau melihat yang indah-indah, pada ruangan/limgkungan yang nyaman dan bersih.

Dulu lebih sempurna - saat masih di kampung - bawa buku, bawa radio kecil, nongkrong di saung kebon sampai ketiduran ; menikmati angin sepoi-sepoi.

Sekarang tentu berbeda, cuaca di Serang berbeda ekstrim dengan Cuaca di malingping.

Nongkrong di luar, yang ada malah keringetan. Akhirnya, me-timenya: di kamar, ber AC, baca buku/ nulis di blog seperti saat ini, ngedengerin lagu sunda yang bikin 'kagagas' di salon aktif (agar suaranya renyah).

Dari segi fasilitas memang lebih high, tapi terus terang tak bisa menggantikan ke alamian saat me-time dulu -- dikebon.

Dulu sempet cita-cita untuk bikin pondokan dipinggir sawah. Tanahnya sih sudah beli. Tapi, tentu takbisa di wujudkan sekarang. Masa produktif masih harus tinggal di kota (dirumah yang sekarang). Itu letaknya di kampung halaman, di malingping.

Memang, sekali anak kebon, tetep anak kebon. Tak bisa diubah walau berliter-liter meminum air kota. *(Riki Gana)

Kamis, 11 Juni 2020

Kejar September

Alhamdulilah ada kebijakan baru, dimasa pandemi, terkait jadwal akademik.

Masa untuk sidang tesis diperpanjang sampai awal september 2020. Artinya, jika bisa menyelesaikan (sidang dan menyelesaikan revisi) maksimal awal september, tidak akan kena bayaran ulang.

Ini mantap dan angin segar. Sebab terus terang saja, hal tersulit saat ini adalah pengambilan data. Dimana, dengan adanya pandemik korona, ruang gerak jadi terhambat. Termasuk bimbingan, yang kadang-kadang karena online masih belum maksimal (dan perlu adaptasi lebih di dosen-dosennya).

Saya harus menyiapkan jadwal baru. Rencana baru. Untuk selesai sesuai waktu di atas.

Mau tidak mau. Suka tidak Suka. Mengencangkan ikat pinggang untuk memenuhi jadwal tersebut.

Dipikir-pikir, memang Tuhan memberikan keleluasaan lebih. Saat ini dimasa pandemik tidak terlalu sibuk. Asalkan serius, jadwal tersebut terpenuhi. Insya Allah. Yang penting tentu berusaha maksimal.

Bulan Juni ini (yang sekarang sudah tanggal 11), harus dimaksimalkan untuk pengambilan sampel kuesioner. Dimana : Kab. Serang, 31 sampel, Kota Serang 20 sampel, kota Cilegon 14 sampel, dan Kab. Pandeglang 24 sampel.

Saat ini hanya tersisa pandeglang 24 yang belum terambil sampelnya.
Sasaran quesioner saya adalah UMKM kuliner Khas Banten. Misal: Sate Bandeng, Pecak bandeng, Rabeg, Ceplis, Gipang, Bontot, dll.

memang ada suka dan duka nya. Sukanya banyak tau (sekaligus jalan-jalan keliling Banten). Dukanya adalah mengeluarkan banyak biaya (dimasa pandemi begini, disaat penghasilanpun sangat minim). Dukanya lagi adalah tidak semua UMKM tersebut bekerjasama, tak heran jika kadang-kadang dijutekin dan dicuekin merupakan hal yang sering saya temui. Malah beberapa memang tidak bersedia untuk diwawancara. Apa sebab? banyaknya yang gerak di UMKM Kuliner adalah generasi tua (baby boomer) yang juga beberapa taraf pendidikannya di bawah SMA. Jadi, ada kekhawatiran dari mereka jika ditiru atau ada maksud terselubung dari wawancara tersebut.

Tapi, banyak juga yang baik. Terutama kedaerah-daerah yang memang belum tersentuh 'kota'. beberapa kali ditawarin makan, gratis! Itu kadang membuat tersentuh.

Jika juni target selesai untuk ambil data. Maka Juli 2020, targetnya adalah pengerjaan revisi proposal (plus ttd), bimbingan Bab 4 dan 5, sampai selesai (dan sampai daftar sidang).

Kemudian Agustus 2020, haruslah Sudah Sidang. mengerjakan revisian. Dan kemudian Daftar wisuda.

Semoga.

memang dalam dunia pertsisan, banyak hal yang bisa mempengaruhi terselesaikannya. tapi, yang terbesar adalah melawan kemalasan. Ini yang utama.

(rikigana)

Selasa, 09 Juni 2020

Numpang Terkenal

Numpang terkenal dari masalah.
.
Kegemaran bermedsos melahirkan fenomena2 yang dulu sudah ada tapi kemudian bertransformasi.

Semisal: ya mengenai pansos ini. Pansos (panjat sosial) bahasa di era kekinian yang diartikan menaikan rating pribadi -- apapun bentuknya.

Banyaknya dengan mencari-cari masalah, untuk menimbulkan kontroversi. 

Dengan adanya medsos sekarang ini memang lebih gencar dan lebih terbuka. Contoh saja : orang senang melahirkan kontroversi, kemudian banyak yang mengomentari, yang ujung-ujungnya ingin di duiti.

Bagi yang sumbu pendek, orang akan dengan mudah di jadikan target. Atau orang yang lemah. pasti jadi target kelompok-kelompok tersebut.

Ah, sudahlah...
Kita cukupkan disini saja tulisannya.
Saya sekarang jadi cepet alergi, terutama melihat kenorakan-kenorakan yang sudah usang, malah dipelihara dan menjadi-jadi.
*(Riki Gana)


SITUS BATU LINGGA

Ini liputan pas jalan-jalan di era pandemi, jalan-jalan ke tempat sepi, deket dan murah meriah (tapi bersejarah). Mengisi liburan Idul Fitri yang tidak bisa kemana-kemana. Sekalian ajak keluarga, sekalian isi konten untuk sajarah banten.

--

Situs batu lingga Baros merupakan salah satu peninggalan tradisi megalithikum (salah satu periode dalam masa praaksara) di Banten.

Terdapat tujuh menhir dengan ketinggian bervariatif mulai dari 100 sentimeter hingga 195 sentimeter. Saat ini, menhir tersebut dibagi kedalam 5 bangunan yang dilindungi atap dan pagar (tampak atas berpola segilima).

Menhir adalah batu tegak berdasar yang merupakan objek pemujaan (umumnya ditancapkan dalam posisi berdiri).

Folklor yang berkembang, seperti diceritakan penjaganya : Situs ini dahulunya merupakan patok yang digunakan untuk mengikat ayam-ayam aduan. Termasuk ayam aduan milik Sultan Maulana Hasanuddin dengan Prabu Pucuk Umun.

*(rikigana)

Add caption

Add caption

Add caption

Add caption

Add caption