Jumat, 15 Oktober 2021

Ikut Thariqoh

 Thariiqoh atau tarekat merupakan jembatan (menurut ukuran orang yang menuju 'sufi').

Kemarin (Rabu, 14 oktober 2021), berkesempatan ikut untuk ijazah thariqoh Sadziliyah di Cidahu Pandeglang.

Mengikuti prosesi bai'at yang dipimpin Abuya murtadlo (anak Alm. Abuya Dimyathi).

Diberi amalan (dalam sebuah kitab).

Prosesi dimulai dengan shalat taubat.

Dilanjutkan izajah dan baiat satu persatu maju kedepan. Di bimbing oleh Abuya Murtadlo.

Waktu pelaksanaan ini bertepatan dengan Bulan maulid nabi Muhammad SAW.

Demikian


(rikigana)

 

Senin, 11 Oktober 2021

Baru tahu

Oktober ini banyak cerita. Banyak baca tentu banyak membuka wawasan. Beberapa baru tau saat kita membacanya.

Budaya literasi memang mutlak dibutuhkan. Tapi yang dimaksud literasi disini bukan hanya baca tok. Lebih jauh lagi yaitu mampu memahami apa yang dibaca, mampu mensintesa (menilai baik buruknya), dan memilih bagaimana untuk mengaplikasikannya.

Beruntungnya sudah S2 mungkin disini, dimana pola pikir diarahkan kepada yang lebih holistik. Tidak bercabang-cabang dan sempit. Sebetulnya saya dari dulu sudah berpikir seperti itu, tapi orang selalu menilai bahwa saya terlalu melebar. Tidak fokus. Padahal hal tersebut merupakan bagian dari keluasan pikiran; yang orang2 tersebut tidak mengetahuinya (bahkan sekelas profesor tidak mau mengakuinya, karena keegoannya -- dia hanya ahli dalam bidang tertentu, saat diajak berpikir besar dan holistik maah menyalahkan ; dasar perempuan. Hehe...)

Setelah saya menyelesaikan S2, baru timbul rasa percaya diri. Bahwa yang saya lakukan tidak salah, justru malah bagus. Orang dengan literasi banyak akan berpengetahuan luas -- tp mungkin yang harus diimbangi adalah kebijaksanaannya. Termasuk cara dan saat kapan juga dengan siapa kita bicara.

Wah, jadi panjang ya cerita nya.

Intinya, sejauh ini saya baru tau dan mendapatkan informasi utuh. Bahwa cina yang selalu di cap komunis bagi sebagian orang, sebetulnya punya rangkaian sejarah panjang s.d berjaya saat ini. Banyak orang tidak tau dan selalu mengidentikan dengan komunis. Padahal sebetulnya itu perkembangan dari percobaan sistem yang negara tersebut pilih.

Secara garis besar cina pernah bersistem kekaisaran (dinasti qing terakhir), kemudian berganti dengan republik nasionalis (dr.sun yat sen), kemudian baru komunis (mao zedong), dan komunis baru- titik point kebangkitan ekonomi (deng xioping).

Luar biasa.
Ini menunjukkan bahwa bernegara dan berideologi itu pilihan. Dan tentu kecocokan. Tidak ada yang sempurna. Bahkan mungkin sistem khilafah islam sekalipun. Semua tergantung konsensus rakyatnya, dan penyesuaian dengan lingkungan budayanya.

(Rikigana)

Minggu, 03 Oktober 2021

OKTOBER AGAIN

 Sudah bulan oktober 2021.

Waktu terus saja berlalu. Melesat dan tidak terasa. Kabar baiknya: pandemik covid - 19 mulai mereda, semoga segera hilang dan berubah menjadi endemik. Hal yang perlu diwaspadai adalah adanya gelombang ke-3: menghadapi libur Panjang Natal dan Tahun baru.

Aktifitas padat merayap, alhamdulilah berkah.

Diakhir bulan lalu, berhasil menyambangi 4 daerah: Semarang, Solo, Klaten, Jogja.

Luar biasa melalui lewat darat seharian tapi menyenangkan. Pembangunan yang luar biasa karena tol sudah tersambung di ujung jawa bagian barat (merak) sampai ke timur (surabaya).

Sudah saya pernah bilang, saat kunjungan ke Jogja tahun lalu. Bahwa saat insinyur yang pegang kendali, maka keinginan untuk membangun itu sangatlah besar. Pembangunan dimana-mana.

Aktifitas lain, tetap rutin istigosahan bulanan di Cidahu, yang belum kesampaian adalah membuat buku tentang Abuya Murtadhlo. Masih nunggu saat yang tepat. Selanjutnya agendanya saya mau mengikuti salah satu tarekat yaitu tarekat sadziliyah (diajarkan di Cidahu).

Lainnya: Mengajar (Di SMK Pelayaran Nusantara dan di Politeknik Krakatau), ingin nembus UNTIRTA agak susah, karena birokrasi yang berbelit. Semoga disegerakan untuk ikut kembali mengajra di UNTIRTA: studi Kebantenan.

Istri: kelihatannya sambilan jadi dosen juga. Mengikuti jejak saya. Tadi sudah wawancara di Universitas Primagraha Serang. Mudah-mudahan berhasil (naga-nanganya keterima). Disela kesibukan istri di Kantor Notaris dan PPAT saya selalu mendorong agar dia mengabdikan ilmunya di kampus. Agar berbagi dengan orang, selalu berbagi pengalaman dengan para generasi penerus.

Anak-anak bertumbuh, dan terus melanjutkan hidup dan sekolahnya. Kita selalu berdoa untuk yang terbaik,

Lainnya nunggu kabar dari Garut.

Demikian.

(rikigana)