Rabu, 02 Maret 2022

Isro Miraj 2022

 

Sambutan di mesjid Alikhlas TMI 1

Bismilahirohmanirohim

Assalamualaikum wr.wbr

Inalhamdilah nahmaduhu wanastainuhu wanaudubilahi mingsururi angfusina wasyaiati angmalina pala mudilalah wama yudlilhadialah lailahailawloh muhamad abduhu warosuluh. Ama ba'du.

Yth. 

Tuan rumah: ketua dkm pa ustadz wawan beserta jajarannya.

Ketua panitia pa ust sarnama dan kelengkapannya.

Para dewan ustadz mesjid al-ikhlas dan mushola al-hidayah

Bapak-bapak pengurus rw.16

Bapak-bapak ketua RT 1 s.d 6

Bapak-bapak satgas k3&lh rw.16

Bapak-bapak pengurus artesis 34 & 1256

Yth. Bapak qori bpk ustadz maksum & Almuqarom kh aliudin (ust.rawing) yang telah hadir ditengah-tengah kita. Bapak/ibu, sekedar info, saya sebagai orang banten kidul dan remaja 80-90 an, kalo di sebut nama Rawing, jadi inget dongeng sandiwara radio dulu -- yang ngehits dijamannya, dibawakan oleh wakepoh. Nah judulnya itu si RAWING. Jadi, dr tadi sy merhatiin pa ustadz dan serasa bernostalgia di zaman itu. Hehe... Mungkin nanti pa ustadz, jika berkenan, bisa cerita kenapa bisa di panggil rawing. 

Yth. Bapak/ibu/sdri/i para remaja dan anak-anak jamaah masjid al-ikhlas dan mushola alhidayah dilingkungan rw.16 yang telah hadir di tempat yg berbahagia ini dalam rangka menghadiri peringatan isro mi'raj di rw.16.

Bapak/ibu hadirin sekalian

Perkenalkan saya Riki Gana S, yang dalam kesempatan kali ini mewakili pa ketua rw.16 (yang berhalangan hadir karena sakit), tapi saya bukan dalam kapasitas menggantikan sebagai RW; kapasitasnya adalah menggantikan sebagai ketua satgas K3LH di lingkungan rw.16.

Sedikit informasi, bapak ibu sekalian, satgas  k3lh merupakan organisasi adhock dilingkungan rw16.  Adhock adalah organisasi dibawah ke rw an yang menangani topik khusus. Dalam hal ini k3(kebersihan, keamanan, kesehatan dan lingkungan hidup).

Awal mulanya satgas ini di bentuk khusus untuk penangan covid. Bulan juli 2021. Pada saat awal pandem covid19, satgas kita menjadi orgnisasi percontohan di lingkungan kelurahan kaligandu (percontohan rw-rw yang lain). Hal ini dikarenakan satgas covid 19 rw16 berhasil menangani warga pada era pandemic covid 19 di awal-awal (sebelum vaksin). Kita data semua yang kena covid, kita supply makan yang isoman sampai betul-betul sehat. Tercatat lebih dari 40 warga yang kita tangani. Alhamdulilah semua sampai sembuh. Kemudian selanjutnya kamipun mengadakan kegiatan vaksinasi untuk warga (saat ini sdh vaksin kedua). 

Dari mana dananya? Ini yang sangat membahagiakan, dana nya terkumpul dari seluruh warga rw.16 (yang dikoordinir oleh masing-masing rt), terus dari organisasi2 yang ada di rw 16: dkm alikhlas, mushola alhidayah, artesis34, artesis1256, dan dari pihak-pihak yang bersedia sambungrasa demi penanganan wabah tersebut. 

Sekali lagi ini membahagiakan. Ini mematahkan mitos, bahwa biasanya hidup dikomplek itu hidup yang individual (masing-masing), tapi nyatanya di TMI 1, khususnya di RW.16 ternyata kita mampu hidup guyub dan saling bantu membantu satu dan yang lainnya. 

Bapak/ibu hadirin sekalian..

Seiring berjalan waktu, alhamdulilah covid mereda. Tapi, karena dirasa masih dibutuhkan, satgas tidak kita bubarkan. Kita buat cakupan yang lebih luas. Namanya menjadi Satgas K3LH tugasnya meliputi kebersihan, keamanan, kesehatan dan lingkungan hidup di lingkungan rw.16 (yang didalamnya masuk pula penanganan covid).

Bapak ibu hadirin sekalian...

Tema pada kegiatan ini adalah: "dengan hikmah isra miraj kita tingkatkan KUALITAs ibadah menjemput ridha Alloh SWT".

Tema ini luar biasa, ada kata kunci yang menarik: KUALITAS ibadah. Kualitas adalah mutu, kuantitas adalah jumlah. Biasanya kualitas akan tercapai ketika kuantitas sudah tercapai. sehingga jika kita rajin ibadah, maka harapannya kualitasnya meningkat. Dan dengan meningkatnya kualitas ibadah harapannya kita dapat ridho dari Alloh SWT. 

Bapak ibu hadirin sekalian...

Seperti yang kita ketahui, isra Miraj merupakan perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW. Kenapa dikatakan Spritual? Karena ini menggambarkan kualitas perenungan, perjalanan dan kenaikan seorang nabi muhamad SAW. Dan puncak dari peristiwa ini adalah diwajibkannya sholat 5 waktu bagi seluruh ummat islam.

Pertanyaannya sekarang bagaimana kualitas sholat kita? Tentu, Jawabannya ada didiri masing-masing. Yang pasti, jika bicara kualitas yang ideal. Dipandangan saya (koreksi jika saya salah pak kyai), kualitas sholat harus tercermin pada kehidupan kita sehari-hari, sehingga mempunyai dampak positif baik bagi diri sendiri maupun masyarakat (bukan hanya sekedar ritual, tapi bukan berarti tidak sholat juga ya). 

Contoh? Salah satu syarat syahnya sholat suci dari hadast besar, kecil,najis dll. Jika kita maknai secara luas bisa diartikan sebagai bersih diri dan bersih lingkungan. Dan Lingkungan, dalam konteks sosial kemasyarakatan, bukan terbatas hanya pada mesjid saja, sejadah saja, tapi lingkungan dimana kita tinggal, juga mencakup akibat apa yang akan terjadi jika lingkungan itu tidak kita jaga dengan baik.

Apa misalnya, Bu? Banjir.

Bapak ibu sekalian,

Hari ini kita turut berbela sungkawa akan akibat banjir yang melanda Serang, tapi poinnya bukan itu. Hal itu justru sebagai pengingat/pangeling-ngeling untuk kita. Boleh jadi bencana itu melanda kita. Sebab barangkali kita pun tidak peduli sama lingkungan sekitar kita.

Sebab ibu, dari jaman baheula, penyebab banjir sampai ke rumah warga itu sangat sederhana dan itu-itu saja. Yaitu habbit. Tidak terjaganya lingkungan. Tidak ada resapan air. Atau sederhananya, selokan2 yang seharusnya mengalirkan air sampai laut, terhalang oleh kotoran atau sampah.

Saat sungai meluap, tidak bisa menampung sehingga timbulah banjir kerumah kita.

Untuk itu bapak ibu sekalian, sebagai antisipasi, sebelum terlambat. maka bersama ini kami dari satgas k3lh dan ke rwan 16 mengajak bapak ibu sekalian untuk mengadakan program bersih-bersih lingkungan (selokan) terutama menjelang ibadah romadhon. Teknisnya nanti satgas (yang diketuai oleh ketua rw 16) akan mengundang semua elemen rt, artesis,dkm dll. Kita tentukan waktu, dana dan bagaimana pelaksanaannya. 

Jadi, bapak ibu sekalian harus mendukung program ini. Agar lingkungan kita bersih, terhindar dari bencana, juga sesuai dengan semangat KUALITAS ibadah seperti yang dicontohkan nabi dalam peristiwa isra miraj.

Mohon maaf pak ustadz agak panjang, karena namanya di komplek, mengumpulkan orang dalam satu momen begini agak sulit, mengingat kesibukan masing-masing. Hanya pada momen keagamaan seperti ini, alhamdulilah sebagian besar bisa berkumpul. Alhamdulilah, mesjid selalu menjadi center of activity (pusat kegiatan bagi warga). Maka dari itu, momen ini pas untuk menyampaikan terkait kewargaan. Dalam hal ini sosialisasi tentang satgs k3LH.

Bapak-ibu hadirin sekalian..

Demikan sambutan saya, mohon maaf atas segala khilaf. 

Terima kasih, 

wabilahitaufikwalhidayah wasalamualaikumwr.wbr.

TOA SILENT

 

[Catatan Juma'ahan - (3)]
 
Saya rindu suasana jumatan di kampung (yang masih bener-bener kampung). Yang masih menerapkan pola: waktu-waktu tertentu harus pake pengeras suara, waktu-waktu tertentu tak harus pake pengeras suara.
 
Selain turun temurun (budaya). Tentu ada dalil yang diyakininya. Efektif? Itu persepsi masing-masing. Bagi saya diwaktu-waktu tertentu memang butuh ketenangan. Tapi, sekali lagi tergantung kesepakatan dilingkungan tersebut. Tidak bisa dipukul rata.
 
"Tengah poe ereng-erengan, ngadenge nu gogorohokan asa lieur kana hulu, nyah": itu ungkapan orang. Sah-sah saja. Kecuali dia kemudian anarkis ngacak-ngacak toa masjid. Itu teh, bukan berarti dia gak suka adzan, lantas kita cap: " sieta mah dazzal, katurunan iblis". Ga gitu dong! Jangan suka berubah jadi tuhan, ah!
 
Sama halnya dengan orang meyakini dakwah lewat wayang (saya pecinta wayang golek dari kecil). Efektif? Itu tergantung persfektif masing-masing. Yang jelas, bagi saya itu mengena. Selain mengenalkan budaya juga selalu ada sisipan filosofi berkehidupan dan beragama. Haram? Embuh! Saya tidak terbiasa taqlid. Kalo banyak dalil, berarti masih ada ruang alternatif, ngapain untuk diributkan. cobalah pakai helikopter view.
 
Apakah soal toa adzan dan wayang harus di bawa ke ranah hukum? Itusih orang yang cari panggung. Kalo dimedsos ramai, itu masih wajar. Karena apapun profesinya, sekarang mah gapernah jauh dari hape. Ibu jari ini kadang gatel dan gak bisa dikondisikan: apa yang terlintas, ingin segera di post. 😀
Toh, era kebebasan tidak melarang untuk menghujat dan menghakimi. Tapi, kalo sampai lapor melaporkan ya 'hambur gawe'. Polemiknya hanya bersifat normatif: SE hanya sekedar edaran, wayang hanya sekedar topik dakwah.
 
Yang saya sepakati: publik figur tak perlu bikin gaduh. Bikinlah suasana tenang, apalagi ditengah suasana pandemic dan perang (perang dengan minyak goreng dan tahu tempe 😀)
Nah, terus apa yang harus kita lakukan?
Woles-selow saja dan jangan lupa untuk bahagia.
Gausah ikut-ikutan fanpage bang tere liye; dia mah sudah mendedikasikan dirinya untuk jadi oposan. Itu mah pilihan hidup dia. Kita mah cukup jadi diri sendiri. Iya mah? 😎🤭
Lah, ngomong-ngomong, siapa yang lagi saya kasih tau? Eh, ya diri saya sendiri dong. Ngapain ngasih tau orang. Kalo semisal ada orang yang setuju, ya monggo. Gak setuju pun gapapa. Selow santai saja!
--
Yok kita jum'atan!!
FYI: Masuk gang sedikit -- dari samping kampus untirta (pakupatan), ada masjid yang masih memelihara budaya ini. Tanpa toa. Tanpa khotbah berbahasa indonesia. Tanpa berapi-api. Seperlunya. Tapi khidmat dan efektif. Pesertanya selalu penuh, pun juga banyak dari kalangan intelektual.
___
Serang, 25 Februari 2022