Sabtu, 30 November 2019

F r o z e n (2)

Betul kata orang, tiap Pelem Frozen itu (sebetulnya) untuk Bapak-bapak.

Bapak-bapak muda -- dengan anak gadis nya. Bapak-bapak yang sibuk wara-wiri, kadung janji, dan selalu ditagih sama anaknya ; itu saya.

Mula-mula agak rikuh (apalagi si kaka, keuekuh pake gaun princess, untuk seragam ritualnya). Eh, ternyata banyak juga bapak-bapak yg bernasib serupa. 😁

Bareng  kaka haura
Mula-mula berniat nonton seperlunya. Karena bukan genre yang saya suka.
Tapi, lama-lama filmnya seru juga. Disney begitu kuat membangun cerita, dan pandai menyelipkan pesan moral dalam alurnya. Ini tentang transformasi para aktornya -- proses kearah lebih baik. Ini pun tentang cerita memperbaiki kesalahan para pendahulu, oleh generasi berikutnya. Setidaknya, kita berusaha disadarkan bahwa : 1) alih-alih mengutuk kesalahan masa lalu, lebih baik kita mencoba untuk memperbaikinya. 2) berhati-hatilah, untuk setiap generasi, saat kalian salah langkah (dalam hal apapun), akan berdampak besar pada generasi selanjutnya.

Cuplikan film frozen 2

Memang lagu-lagu nya tidak sehits "let it go" (yang mampu menghipnotis anak sedunia), tapi untuk yang ini, soundtracknya pun tetap layak dinikmati.

--
Selesai nonton, saya merasa jadi si olaf, karena tidak berani merasa seperti Princess Ana atau Elsa, yang sudah di 'booking' oleh si kaka. 🤭
(rgs)

Rabu, 27 November 2019

Jangjawokan (2)

Saya sengaja sambung tulisan ini, agar tidak lupa. Dan ketumpuk aktivitas lain.
Ini lanjutan mengenai jangjawokan -- sebetulnya sangat banyak. Mungkin nanti akan saya tulis juga ber ber seri-seri.

Masih dnegan tujuan awal : untuk sekedar melestarikan.

Judul: "Syahadat Banten"

Isi :
"Bismilah....
Asyhadu ala ilaha ilawloh wa ashadu ana muhammadurosulawloh syiruwloh sukmajaya, sukmajati anu lampah cahaya banten, anu tapa di negeri banten baladna salaksa 3 rebu 5 ratus, pangreksakeun awak kawula beurang jeung peuting, neda salamet panjang umur, neda waras neda urip. Lailahailawloh muhamadurosulawloh."

Begitu.

Saya jadi bernostalgia, saat bapak memberikan jangjawokan2 ini --
duduk sila di depan beliau. Dengan pulpen dan buku, kemudian dia melapadkan jangjawokan, yang saya harus menuliskannya. Biasanya malam jumat jumat or Selasa.
Sebetulnya saya terkadang malas, hehe...
Hanya karena sungkan, kemudian saya jadi berpikir positifnya : ini pun bisa di lestarikan (Rikigana)

Jangjawokan (1)

Beberapa hari ini banyak tawaran untuk jadi 'buruh' kembali.

Sebermula merasa tertantang dan menggiurkan, tapi setelah telaah lebih lanjut. Rasanya ekspektasi yang di bangun, tak kan bisa sesuai dengan realita yang akan di hadapi.

Jadi, barangkali ini ujian kekonsitenan. Atau, jujurnya sih, tentang ke sreg an dalam hati, dan bukan soal sallary.  Saya tidak anti untuk menjadi karyawan kembali. Tapi, setidaknya memilih, menyesuaikan kata hati, dan mendukung untuk persiapan masa nanti. Bukan lagi sapu jagat, karena pelajarannya begitu berharga, sekali nya anda tidak menyukai pekerjaan anda,anda tak ubah berada dilingkungan yang terpaksa, tak ada nikmatnya, mirip robot yg d remote, atau hanya penyembah uang.
Ini berhubungan dengan passion yang beberapa waktu sempat saya bahas.

Baik cukup.

Sebetulnya saya hanya ingin menuliskan jangjawokan (semacam mantra di Banten), yang sudah lama saya simpan d kotak. Buah hasil dari bapak yang mungkin di turunkan dari kakek buyutnya -- maklum keluarga jawara.

Sejujurnya, saya tidak percaya dengan hal tersebut. Semisal jampi2 atau jangjawokan untuk tujuan2 tertentu. Saya tidak ekstrim mengatakan ini musyrik -- jika di pandang dari sisi islam. Yang saya garis bawahi, hanya semacam pelestarian budaya karuhun, yang sayang jika di kubur begitu saja.

Untuk itu, saya tulis ulang di sini, hanya sekedar arsip. Barangkali suatu saat ada yg mengkaji atau memerlukannya.

Ini judulnya " Ajian Rambut Sadana ".

Terlebih dahulu baca syahadat islam.
Kemudian baca jangjawokannya.
Berikut bunyinya:

"Rasa amangan cahaya nur dzat cahaya ning Alloh. Sir putih cahaya ning ati, Sir kuning wungkuling jantung tumiba maring badan isun tetep awak baginda syaidina Ali ngalangkuning dadamar kang murub, cahaya ruh sampurnati gusti Alloh.
Sedeng ulah kageuteuhan. Gusti rosul nabi Muhammad jeung jibroil ruh langgeng jadi manusa di 999 alam. Lailahailawloh Muhammadurosulawloh"

Demikian.
(Rikigana)

Senin, 25 November 2019

G O S I P

Sudah lama ga lihat gosip. Di tipi atau di medsos sekalipun.

Kebetulan sedang service, di dealer honda, yang acara tipinya itu2 aja, mau gak mau harus mengkonsumsi gosip ini.

Saya tidak akan membahas tentang isi gosipnya -- basi.

Saya hanya berpikir, berat juga jadi orang 'penting'. Tak ada betul2 yang dinamakan privasi. Apalagi di era digital dengan fasilitas corong nya medsos. Sampai hal detail kecil pun bisa di deteksi --baik ataupun buruk. 
Media kadang tak peduli, yang penting tetap di tayangkan. Pun yang buruk, sebetulnya yang baik-baik pun kadang  orang keberatan. Masih banyak orang2 yang melakukan kebaikan,sekecil apapun, enggan untuk di ungkit apalagi dijadikan konsumsi umum.

Saya jadi merenung, untuk sekedar me-reset cita2 waktu kecil.

Dulu, setiap ditanya di keluarga, selalu di bilang ingin jadi orang terkenal. Selalu ingin jadi center of attention. 
Selalu di pandang keren oleh semua orang.

Ternyata, tak semudah itu ferguso..

Ketika saya pernah menjadi 'sesuatu', di perusahaan tempat dulu sy kerja. Rupanya hukum gosip pun berlaku. Eh, lebih ekstrim ding. Bukan hanya menggosip, tapi bersekutu untuk nyari celah negatif, agar bisa menjatuhkan. Bahkan, bukan sisi kesalahan di perusahaan. Tapi sisi pribadi -- dan tak munafik, semua manusia siapapun itu, kalo di cari negatifnya, pasti ada. Apalagi masa lalu. Ya, ada aja. Toh bukan malaikat.

Bahkan ada semacam persekutuan untuk melakukan spionase. Melakukan riset dan penggalian akan halnya kehidupan saya -- baik yg saat itu, maupun yg dulu2. 
Kemudian membuat suatu kitab, daftar hitam seorang riki gana.

Ckckck... Saya ngelus dada. Mau dilawan, merasa agak percuma. Dilaporkan kepihak berwenang, hanya menghabiskan energi. Akhirnya ya di biarkan saja. Tadinya berharap top manajemen berlaku adil --walau akhirnya mereka pun, tak luput dr kesalahan, yg kartunya sudah di pegang oleh komplotan itu.

Betul-betul makar.

Gara-gara gosip, saya putuskan keluar. 

Saya bilang, jika ingin jabatan yang saya emban, tak perlu cara2 seperti ini. Ambil aja. Toh saya pun tak pernah minta. Melalui jalur resmi. Tak perlu dompleng2 serikat -- yang dulupun saya sekjendnya. Santey saja, bro !

Sekarang jadi terlanjur. Hubungan mereka, dengan saya, tak kan harmonis kembali. Padahal, beberapa sudah seperti saudara sendiri. Makan minum di bayarin, atau pinjem uang saat mereka gakuat untuk bayar kosan.

Padahal yang kedua, posisi perusahaan itu sulit. Dan mereka pun butuh saya. Akhirnya, serba bingung kesana kemari. Karena hampir semua orang potensial d musuhi. Untuk minta tolong pribadi pun, menjadi tak berani. Kecuali mau dibilang menjilat ludah sendiri. 

Sungguh terlalu..
Yuk, bergosip !

(Rikigana)

Senin, 11 November 2019

Komunitas Sajarah Banten

Logo Sajarah Banten, 2019
Sudah saya singgung berulang-ulang kali, bahwa salah satu kegemaran adalah tentang sejarah.

Saya memang agak curiga, awal mula suka sejarah akibat cerita atau dongeng saat kecil. Oleh orang tua, oleh kakek - nenek. Dimana mereka suka bercerita, tentang masa lalu. Suatu waktu saat pergi, pasti menemukan tempat-tempat kuno, atau tempat-tempat bersejarah. Di tambahkan lah cerita tentag tempat-tempat tersebut, sehingga membuat asyik dan melambungkan imajinasi.

Saya juga jadi curiga, jangan-jangan ini yang terjadi di seluruh pelosok Banten, budaya tutur turun temurun, mendongeng apa saja tentang Banten -- tentang indonesia. Sekedar untuk berbagi cerita, tanpa tau betul atau tidaknya fakta.

Lantas, apa Komunitas Sajarah Banten?

Awalnya sebuah keisengan, karena kesamaan ketertarikan. Teman SMA kebetulan kerja di tabloid kesejarahan, di sela kesibukannya, dia menyimpan minat lebih tentang Banten. Kita sepakat untuk membuat website. Tentang Banten. Berdasarkan artikel2 berita yang sudah dia buat. Dan riset2 yang dia temukan. Saya mengembangkan Komunitas, karena kebetulan senang organisasi dan senang jalan-jalan. Kita hire (tepatnya ngajak), adik kelas SMA, yang sudah biasa di ke IT an. Dan, hasilnya pada saat itu, mulailah tercipta embrio dengan nama "PASEBAN - Alun-alun Sejarah Banten". Komunitasnya pun bernama paseban. website nya pun dengan domain paseban.id.

Tapi seiring waktu, brand paseban tak mengakar. Agak sulit mengidentifikasi bahwa paseban adalah cerita sejarah tentang Banten. Dilain sisi, ternyata banyak situs2 yang juga menggunakan kata itu.

Kemudian, saat saya sedikit fokus untuk pengelolaan medsos-- tercetus ide begitu saja, berubah nama menjadi Sajarah Banten. Dengan melakukan aktivasi fanpage FB yang sudah lama di buat temen itu, tapi jarang update. Komunitasnya pun kita rubah menjadi -- Komunitas Sajarah Banten. Grup whatsapp pun kita buat, untuk mewadahi orang-orang yang punya ketertarikan lebih akan sejarah kebantenan.

Seberapa efektif komunitas ini?

Entah, saya lebih senang mengalir saja. Tanpa ada beban dan tujuan apapun -- untuk saat ini. Lebih banyak ingin menikmati, walau tidak menutup kemungkinan, jika dengan sentuhan bisnis yang baik ini akan berkembang.

Tapi, dari dulu tujuan saya sederhana, hanya ingin menginventarisasi seluruh sejarah di Banten, mengetahui kebenarannya, dan mulai membagikannya dengan orang lain. Mungkin banyak komunitas sejenis, bahkan bisa lebih akademis. Tapi sekali lagi, karena ini sekedar hobi, saya rasa ingin melakukannya sendiri, untuk lebih merasai dan berbagi. Tidak lagi untuk dongeng hampa. Tapi memberikan fakta-fakta.

Senin, 28 November 2019, saya di undang untuk mengisi acara pada program seminar di almamater saya -- teknik metalurgi UNTIRTA. Kebetulan untirta sendiri memiliki MK khusus tentang sejarah Banten, yaitu studi Kebantenan.

Sebagai alumni, saya akan turut berbagi, atas nama komunitas, berdasarkan pengalaman, dan berdasarkan bahan-bahan yang sudah lama digali, tinggal di buka kembali di memori.

Terima kasih undangan nya, dan acara itu bernama Kapita Selekta.
(rikigana)

Kamis, 07 November 2019

T E S (T) I S

Eit,
Jangan salah eja, bisa berbeda arti. Walau sama - sama menggemaskan, haha...

Akhirnya, tiba saatnya pada liniwaktu ini. Sekarang di semester 3, sudah harus memulai penyusunan Tesis. Ngeri-ngeri sedap memang. Karena saya mengambil Magister yang tidak linier dengan S1 nya.

Saat perkuliahan, baik-baik saja. Tapi tidak pada penyusunan penelitian, agak berbeda. Basic nya berbeda, penyusunan pun berbeda. Model nya pun berbeda. Butuh effort lebih untuk ini.

Mulai buka buku banyak, artikel jurnal uptodate, dan mulai harus menyusun tulisan ilmiah.

Ini agak sulit, karena saya lebih sering menulis pola kalimat tidak imiah. Sejeplaknya dewek.
Seenaknya apa yang mau di ucapkan -- kalo sekarang harus sesuai dengan kaidah yang ditentukan.

Okeh,
Mari kita mulai.

Dicicil aja, bosque.

(rikigana)

Senin, 04 November 2019

Kilas November

Salah satu hobi  saya adalah keliling museum.
Entah dari mana asal-muasal -- ketertarikan nya itu. Tau-tau seru, tau-tau asyik.

Seluruh pengalaman perjalanan, saya
posting di instagram atRikigana. Beberapa disertai keterangan, beberapa hanya foto saja, bahkan banyaknya dalam antrean ; karena belum sempet dan ketindih aktifitas lain.

Demikian.

Cek foto lengkap perjalanan di ig : @rikigana.

Museum Indonesia, TMII

Museum pusaka, TMII