Minggu, 30 Mei 2021

Indah . .

Kalo lagi sumpek, atau bingung mau ngapain, bosen beraktifitas, obatnya cuma satu; melihat yang indah-indah.

Tentu bukan berkonotasi negatif, melihat gambar-gambar yang tidak senonoh. Toh itu akan menjadi dampak negatif yang ga terasa.

Hobi saya: nongkrongin pinterest. Melihat-lihat rumah. Terutama desain interior nya yang menawan, paduan warna yang apik n ciamik, ditambah bentuk yang estetik.

Rasa-rasanya memantulkan imajinasi.

Sebagai penyuka warna dinamis, saya begitu suka akan ke eklektikan dari paduan warna tersebut.

Sesekali saya nonton drakor: walau sesekali juga terbawa keseruan ceritanya, tapi yang paling utama adalah memperhtikan arsitektur yang ditampilkan dari film negara korea selatan itu.

Rumah, kantor, lingkungannya begitu estetik: yang di tampilkan.

Jadi merasa ikut menikmati dan tentu ini menginspirasi.

Saya suka kerapian, keindahan, kebersihan dan keteraturan -- dirumah.

Apalagi rumah bagi saya (yang sedikit introvert) adalah tempat terakhir untuk berelaksasi. Menyendiri. Menikmati ketenangan. 

Artinya, harus selalu diciptakan keindahan dirumah -- baik fisik maupun psikis penghuninya.

Masih ada waktu untuk mewujudkan.

(Rikigana)


Sabtu, 22 Mei 2021

Iguana (1)

Momen idul fitri sudah lewat. Banyak hal yang dilakukan. Banyak juga sebetulnya yang ingin di ceritakan. Tapi, ah Sudahlah....

Momennya rusak saat yang dibicarakan tidak terlepas dari harta dan keturunan. Agak jengah. Ujung-ujungnya hanya keributan keluarga besar yang memperebukan warisan. Sepersekian persen, betul-betul memuakkan. Pamer keserakahan dengan tak punya rasa malu.

ah, biarlah..

Biar itu menjadi catatan dan pengalaman hidup. Semoga jangan sampai terjadi pada keturunan saya. generasi selanjutnya sampai dikemudian hari.

Simpan cerita itu. Saya lagi ingin bernostalgia dengan kata-kata. Melepas imajinasi. Tidak, ini bukan bikin puisi. Sekedar cerita imajinasi. Belajar membuat novel atau sekedar cerpen. hehe...

Saya kasih judul iguana: menurut sebutan si dede Raj, pada bunglon yang ada di taman rumah. 

....

#1

Ada kebiasaan baru saat bangun tidur -- semenjak pohon ketapang kencana di taman tengah rumah tumbuh besar. Kebiasaan nongkrong diteras taman. Memandangi daun hijau, yang pohonnya belajar mencapai langit: Menjulang tinggi.

"aku punya banyak waktu selow" gumam Sakim dalam hati. 

Semenjak  pandemi, memang aktifitas dia tak serapet dulu. Tapi, juga bukan hanya alasan itu. Semenjak dia tak aktif lagi sebagai karyawan, yang punya jam rutin 07-18, dia banyak dirumah. Aktifitas satu dua pun tak membuat sesibuk dulu. Sesekali mengajar, berorganisasi (bermasyarakat) tentu tak sebanding dengan padatnya aktiftas yang lalu.

"lho, ada bunglonnya?" tak sadar dia sedikit teriak. 

Sekilas matanya menangkap sosok binatang dengan warna coklat kehitaman nemplok di pohon.  

"sejak kapan dia disitu, ya?" dia bicara pada dirinya sendiri.

"dari mana datangnya? Kan ini ada ditengah rumah? terhalang oleh tembok-tembok tetangga?" dia masih terheran-heran, sambil pandangan tetap lekat pada bunglon yang tak bergerak (nemplok) di pohon.

 ....


Senin, 10 Mei 2021

Bangkit kedua

Sesaat merenung, saat memperhatikan anak-anak sedang bermain.

Saya harus akui, sekarang sedang merangkak untuk menciptakan kebangkitan kedua -- jika boleh diistilahkan begitu.

Memang penuh ketidakpastian. Terkadang was-was. Khawatir lebih kepada tumbuh kembang anak-anak. 

Masa iya mengulang waktu saya tumbuh kembang. Yang keadaan ekonominya begitu pas-pasan. Tapi, anak-anak tidak akan begitu. Hanya sayangnya mungkin tidak se-safety dulu, saat penghasilan saya lumayan dan tetap.

Sekarang sedang merintis, dan agak penuh dengan ketidakpastian.

Coba untuk merapat menjadi lecturer (sesuai hobi), tapi saya sadar jalannya akan sedikit panjang dan nilai rupiahnya takkan sebombastis itu.

Tapi, itu satu-satunya jalan menuju kepastian. Kalau usaha, tentu penuh dengan turunan dan tanjakan.

Kadang merenung: "apa terlalu menyia-nyiakan nikmat, atau terlalu ego. Rasa-rasanya tetap merupakan proses, agar lebih bermakna. Hanya memang berat terkadang, saat lihat anak yg bertumbuh. Sedang saya masih harus berjuang. Begitu juga istri. Masih jauh dari settle --dari sisi ekonomi".

Namanya manusia, tentu akhirnya berserah diri pada yang punya. Walau terkesan pesimis. Tapi ya benar adanya kita hanya mahluk ciptaannya. 

Saya juga masih belum firm betul, apa tugas yang sebetulnya harus saja emban dan jalankan di kehidupan ini. Akan apa, jadi apa, dan harus bagaimana masih rahasia.

Lagi proses mencari, sekalian kebangkitan yang kedua.

Selamat menjelang lebaran 1442 H.

*Rikigana



Rabu, 05 Mei 2021

Mimpi

Setelah subuh, kata orang tua, jangan terus tidur lagi, lebih baik beraktifitas.

Sayangnya itu mungkin relevan untuk kondisi dulu. Sekarang, generasi milenial (termasuk saya), saat bulan puasa, apalagi tidak ada kegiatan besoknya, pasti setelah sahur dan subuhan, maka dipastikan untuk tidur lagi.

Saat tidur tersebut, terkadang banyak mimpi-mimpi yang aneh. Mungkin hasil dari imajinasi atau bahan bacaan kita yang terefleksikan dalam mimpi.

Tapi, setidaknya dalam 1 bulan terakhir ini, ada dua kali mimpi yang betul-betul saya rasa so real. Nyata.

Yang pertama -- saya lupa waktunya-- begitu jelas menceritakan tentang trah kesejarahan keluarga terutama di Banten. Begitu jelas ditunjukkan keramat/maqam/penziarahan nenek moyang yang merupakan salah satu tokoh di Banten. Sampai dalam mimpi tersebut ada buku (dimuseum), makamnya, serta tetua yang menceritakannya.

Sayangnya, begitu bangun dan saya coba untuk mengingat-ngingat untuk saya tuliskan, Lupa!

Saya hampir 15 menit duduk dipinggir tempat tidur, untuk mengingat-ngingat barangkali ada clue sedikit saja. Lupa!

Sampai saat ini : Lupa!

Yang kedua, dan saya rasa so real, barusan tadi. Makanya saat ini saya langsung buka laptop untuk menuliskannya.

Saya mimpi belajar bisnis dari Dahlan Iskan.

Tepatnya bukan belajar, proses untuk menjadi pengakuan menjadi muridnya.

Alkisah, secara singkat, saya berada dalam lingkungan beliau (dirumahnya), terus seiring waktu beliau memberikan tantangan (fisik) untuk dilakukan. Saya menyanggupi. Dan ternyata bukan itu ujiannya, Ujiannya adalah saya di bawa ke ruang keluarga dimana sudah kumpul keluarga besar dan anak buah bisnisnya disana.

Beliau tanya ke seluruh orang yang ada disitu tetantang saya; dan semua menjawab positif.

Kemudian setelah itu, dia tanya langsung kesaya. Kurang lebih begini:

"bagaimana pandangan anda tentang bisnis, dan komunikasi dengan klien?"

saya jawab, saat itu: "saya selalu membangun hubungan positif dengan semua orang, dan selalu mengendepankan aspek sosial".

Tiba-tiba smua hening dang menunjukkan kekecewaan.

Yang jelas, bisa dipastikan bahwa itu bukan jawabannya.

Lantas saya di tarik dari ruangan itu oleh salah satu teamnya. Kemudian diceramahi; tentang jawaban yang harus dikeluarkan tentang bisnis.

Point tentang bisnis:

Dalam bisnis tidak ada sosial, selalu yang pertama adalah profit oriented. Urusan sosial belakangan, kalo mau terjun di dunia bisnis, selalu berpikir kedalam tentang profit.

kemudian, saya terbangun. hehe..

(rikigana)


Minggu, 02 Mei 2021

5 Tahun Aa Sakha

 


Alhamdulilah, anak yang kedua, Sakha Pradipta Nur Ghana sudah menginjak 5 tahun. Tepat hari ini, 2 Mei 2021, bersamaan dengan hari pendidikan nasional.

2 Mei 2017 -- 2 Mei 2021

Do'a terbaik dari ayah, bunda, kaka dan dede untuk aa sakha.

Semoga do'a menjadi pengiring kesuksesan di masa yang akan datang.

Aamiin YRA