Senin, 10 Mei 2021

Bangkit kedua

Sesaat merenung, saat memperhatikan anak-anak sedang bermain.

Saya harus akui, sekarang sedang merangkak untuk menciptakan kebangkitan kedua -- jika boleh diistilahkan begitu.

Memang penuh ketidakpastian. Terkadang was-was. Khawatir lebih kepada tumbuh kembang anak-anak. 

Masa iya mengulang waktu saya tumbuh kembang. Yang keadaan ekonominya begitu pas-pasan. Tapi, anak-anak tidak akan begitu. Hanya sayangnya mungkin tidak se-safety dulu, saat penghasilan saya lumayan dan tetap.

Sekarang sedang merintis, dan agak penuh dengan ketidakpastian.

Coba untuk merapat menjadi lecturer (sesuai hobi), tapi saya sadar jalannya akan sedikit panjang dan nilai rupiahnya takkan sebombastis itu.

Tapi, itu satu-satunya jalan menuju kepastian. Kalau usaha, tentu penuh dengan turunan dan tanjakan.

Kadang merenung: "apa terlalu menyia-nyiakan nikmat, atau terlalu ego. Rasa-rasanya tetap merupakan proses, agar lebih bermakna. Hanya memang berat terkadang, saat lihat anak yg bertumbuh. Sedang saya masih harus berjuang. Begitu juga istri. Masih jauh dari settle --dari sisi ekonomi".

Namanya manusia, tentu akhirnya berserah diri pada yang punya. Walau terkesan pesimis. Tapi ya benar adanya kita hanya mahluk ciptaannya. 

Saya juga masih belum firm betul, apa tugas yang sebetulnya harus saja emban dan jalankan di kehidupan ini. Akan apa, jadi apa, dan harus bagaimana masih rahasia.

Lagi proses mencari, sekalian kebangkitan yang kedua.

Selamat menjelang lebaran 1442 H.

*Rikigana



Tidak ada komentar:

Posting Komentar