Jumat, 17 Januari 2020

Dua poin

Dua poin hari ini, yang harus di tuliskan.

1) Tentang bisnis di pendidikan -- pagi tadi, ikut meeting dengan guru2 di SMK swasta. Saya mencoba menyelami. Dan nyata nya fokus sekolah ini, saat ini, tentang bisnis menjaring murid. Mungkin ini realitas. Karena nyatanya ini tidak haram dan butuh hidup.
Pada tahap ini saya setuju, toh itu sekolah swasta. Tapi kalo bicara ke holistik pendidikan yang lebih besar, saya agak miris, ternyata fokus pendidikan kita nyatanya tidak pada kualitas KBM, tetapi berfokus pada strategi mencari uang. Tapi sekali lagi ini syah. Swasta.

Nah, bagaimana dengan negeri? Saya berdoa mudah2an betul2 fokus pada KBM dan menciptakan atau mengkader generasi. Kalo negeri pun begini, ambyarlah.
Terpaksa kualitasnyabakan tetap seperti ini.

Saya banyak berharap pada menteri pendidikan yang sekarang, yang muda, pa nadiem makarim.

2). Tentang mengajar -- ternyata capek! Bagi saya yang biasa menyampaikan materi dalam seminar2, terutama dengan peserta orang2 dewasa atau mahasiswa, mengajar SMA sama sekali berbeda. Dimana bedanya? Audience nya. Anak2 usia sekolah yang berjubel itu, sedang masa2 pubertas. Sedang show up. Dan terkadang tidak peduli akan pelajaran yang sesungguhnya. Bagi mereka, belajar di sekolah itu membosankan. Ada guru itu menjemukan. Nah, inilah capeknya. Ada tugas tambahan yang mesti dilakukan, selain memberikan pemahaman tentang pelajaran yang di ampu, mesti mampu memahami psikis siswa. Agar pembelajaran efektif dan efisien. Saya gak kebayang kalo orang mengajar tingkat SMP,SD apalagi TK. Begitu menguras energi.
Ini beda dengan seminar atau ngajar kuliah, terkadang kita hanya fokus pada materi yg akan di sampaikan. Banyakin diskusi. Dan feel free.
Tapi dengan anak sekolah, berbeda tentunya. Karena mereka sedang cari jati diri, yang malah kadang show up untuk merasa diri di akui.
Betul-betul harus pintar mengatur suasana. Kalau tidak bisa diremehkan anak murid.
Kecenderungan murid sekarang meremehkan guru. Membuly guru. Ceplas ceplos dan tak ada hormat -- itu kecenderungan yang saya perhatikan. Tewaslah beberapa guru yang di begitukan. Akhirnya emosi dan timbul pertentangan antara guru dan murid. Jika guru 'kuat', cenderung murod takut dan tidak aktif. Jika guru 'lemah', cenderung di sepelekan yang berakibat pada ketidakdihormatinya guru.
Boro-boro materi akan tersampaikan dengan baik. Yang ada kecenderungan gaduh dan tidak fokus.
Nah baiknya gimana? Baiknya mengayun dan beritme. Melihat keadaan. Saat ini saya masih trial n eror. Belum bisa menarik kesimpulan dan langkah teknis. Mungkin suatu saat akan share kembali.

Demikian, sengaja saya tuliskan, sebagai pengingat keadaan.
Saya riki gana, guru sejarah kelas x di smk smk pelayaran nusantara. Baru ngajar 2 kali, di 2 kelas yang berbeda. (Rikigana)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar