Selasa, 19 Mei 2020

Kue Ramadhan (corona)


Masih dalam suasana corona, eh, Romadhon 1441 H. Ini hari ke berapa ya? yang jelas tinggal beberapa hari lagi iedul Fitri.

Romadhon dan Iedul Fitri kali ini benar-benar berbeda. Beda segala-galanya. Seluruh aktifitas yang biasa dilakukan saat romadhon, otomatis tidak kita lakukan. Ini semua gara-gara corona. Walau beberapa manusia tetap membandel. Tapi bagi saya tetep patuh untuk melakukan himbauan pemerintah.

Dampak lainnya ke ekonomi. Ini pasti. Secara makro negara tentu terjadi. Sekarang yang lebh kerasa ke pribadi. Ke keluarga sendiri. Baik keluarga di rumah, maupun untuk orangtua di kampung yang biasa kita sokong untuk segala rupanya. Untung sedikit masih ada tabungan. Untungnya juga ada ide lainnya. Istri selalu menjadi penyelamat. Dia usaha kue, kue untuk lebaran.

Kue lebaran produk NUKULA CATERING
Tiga bulan ini memang kantor sangat sepi. Orang berbondong-bondong mengirit. Kalaupun terpaksa harus belanja, maka mereka akan lebih belanja kebutuhan dasar, bukan keinginan ataupun kebutuhan sekunder. Kantor kami menyediakan layanan sekunder bahkan tersier. Pada saat kondisi corona begini, sangat-sangat terdampak. Apalagi kami sama-sama baru merintis.

Memang ada skema berjilid-jilid dari pemerintah untuk bantuan. Tapi, tau sendiri di indonesia. Yang semua tidak pernah terintegrasi dengan baik. Bantuan begitu hanya menambah kisruh karena rebutan, dan ketidaktepatan sasaran. Bahkan cenderung jadi ajang politik dan KKN. Pendataan saja masih acak-acakan dan penuh dengan subjektifitas. Saya tidak mengeluhkan pemerintah yang sekarang, karena tentu bakal sulit melancarkan segala sesuatau yang besar dan sudah akut. Ini lebih ke semua kepribadian bangsa. Cermin indonesia sampai hari ini masih begitu, di dominasi oleh golongan 'begitu'. Saya tak ambil pusing, saya juga tak mengikuti banyak orang yang hanya bisa sumpah serapah di medsos ngomongin semua kesemrawutan. Tanpa dia pun memiliki solusi. Bahkan dalam kasus tertentu, dia show up di medsos dengan mengucapkan kebencian kepada pemerintah alasannya tak lain tak bukan, karena dia bukan golongan yang kebagian. Dia terlewat. Padahal dia sangat mau. MUNAFIK ! Ada pula yang memang sengaja pansos (panjat sosial), ngata2in orang2 terkenal (atau pmerintah) agar ada konflik dan diperhatikan selanjutnya dia mendapat ketenaran untuk menjadi daya tawar. MUNAFIK ! Tapi, ya gapapa, mungkin jalan orang beda-beda.

Lah, jadi bicara fenomena politik ya.

kembali ke ekonomi keluarga. Ke peluang bisnis untuk menyambung ekonomi. Total selama romadhon ini, kami mengandalkan dari jualan kue lebaran. Alhamdulilah, istri bener2 punya ide brilian di samping keahlian hobinya. Kue laku banyak. Dan saya alhamdulilah baru tersadar, walaupun sangat kecil, pengakuan dan gaji dari sekolah yang diajar ternyata sangat baik pada saat seperti ini.

Kue nastar produk NUKULA CATERING

--
Selamat berpuasa, dan menyambut Romadhon.
(Riki Gana)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar