Selasa, 08 Desember 2020

Tutup Desember

Tak terasa, sudah di penghujung tahun 2020.

Desember yang selalu sejuk, dingin, dengan curah hujan yang tinggi. 

Hujan yang memberikan kenyamanan; dikota serang yang panas ini. Dilain sisi, hujan pun memberikan tambahan pekerjaan: kebocoran di rumah, dan banyak menimbulkan bencana -- Banjir. 

Sebetulnya bukan gara-gara hujan, sudah rahasia umum, itu semua karena tingkah polah manusia. Seperti langganan, dan hampir akurat, 3 kabupaten (Lebak, Pandeglang, Kota Cilegon) saat puncak bulan desember dilanda kebanjiran.

Dari dulu curah hujan tetap sama -- puncaknya di desember -- yang berubahah adalah pola tingkah laku manusia. Sehingga, mulailah ada akibat banjir yang meraja lela.

Masih dalam suasana virus corona : sekolah belum sepenuhnya di buka, aktifitas masih tersendat, ekonomi masih megap-megap, bantuan jalan terseok-seok (malah info update, menteri sosial di tangkap KPK karena meng-korupsi uang untuk sumbangan Korona ini).

Ada sedikit kabar menggembirakan, sudah adanya vaksin virus korona. Secara mikro (orang daerah) mungkin menganggap ini hal biasa, toh juga, dengan adanya virus corona pun sampai saat ini aktifitas sudah biasa saja. Tapi, secara makro, tren pasar, ekonomi negara, terdapat HOPE untuk bangkit dan melawan corona.

Aktifitas pribadi: banyak berkutat di pengajaran daring (online).

Mengajar SMK yang sekarang sudah UAS. Dan di Universitas yang sebentar lagu UAS.

Tesis merayap di Bab 4 & 5. Sudah bisa ditebak, bukan karena gabisa, tapi karena malasnya. Tapi, saya harus menyelesaikannya.

Aktifitas start up, tidak banyak bergerak secara signifikan, selain dari kelengkapan administratif yang sudah di selesaikan (yang kalo PT lain sangat susah mendapatkannya).

Di masyarakat, masih mengurusi tentang artesis, pengelolaan perusahaan milik warga. Sudah cukup lumayan saldonya (5 bulan jalan menembus angka 80 jutaan). Sebelumnya, 2 tahun sejak pembangunan (dipengurus lama) tak pernah sampai di angka 50 juta2 acan. Terbukti, masalah pengelolaan adalah yang utama. Dan terbukti, ada "sesuatu" yang tidak beres dalam kepengurusan sebelumnya (terutama terkait penggunaan uang).

Saya tidak merasa hebat dan jadi pahlawan, itu klise. Hanya dalam hal ini, saya menjadi bahagia, ilmu yang selama ini diperoleh, bisa di aplikasikan dan bermanfaat untuk kepentingan bersama (walau di kasih gaji, tapi tentu gaji artesis, tidak sesuai dengan proporsi pekerjaannya, saya lebih senang kerjaan ini sebagai pengabdian di masyarakat).

Keluarga: kantor istri semakin ramai, Alhamdulilah, sudah mulai mapan dan teratur. Menuju kemakmuran. Anak-anak bertiga sungguh sangat lucu-lucunya, dibalik semua keriweuhannya. Dede berjalan menuju 3 tahun, AA jalan menuju 5 tahun, dan kaka jalan menuju 8 tahun.

Rumah selalu rame dan acak-acakan, tapi disisi lain menjadi hidup dan seru -- walau ada pula marah-marahnya.

Adik yang perempuan (ayu) baru saja melahirkan anak ke dua --perempuan. Dia sudah punya dunia nya sendiri bersama keluarganya. Adik bontot laki-laki menuju kelas 2 SMA. Saya masih berharap dia sesuai apa yang saya maksudkan, masa depannya. Tapi sekali lagi tidak bisa memaksa. Hanya bisa mengarahkan dan menunjukkan. Bukan untuk memaksakan. Lainnya mendoakan.

Sekedar ingat, saya berharap dia kuliah pertanian, arsitek, atau teknik sipil. Agar kedepan -- cita-cita-- saya bisa bersama-sama buka kantor insinyur, yang sekarang sudah mulai jelas arahnya.

Memang sekarang banyak mengumpulkan uang, tapi juga harus ada tujuan akhir untuk usaha di perusahaan sendiri, tanpa paksaan dan embel2 lainnya.

Semoga 2021 merangkak dengan baik, ke arah yang lebih baik.

Aamiiin YRA.

*(rikigana)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar