Selasa, 16 Maret 2021

Priority Planning

Selagi inget, sambil menikmati dari ademnya cuaca akibat hujan yang deras, hehe...

Saya musti menuliskan ini. Rencana prioritas -- jaring pengaman kehidupan secara pribadi.

Kenapa harus dituliskan. Karena, kalo ada uang kadang habis ga karuan. Godaannya: jalan-jalan ke LN, atau beli mobil baru, atau apapun yang kadang disesali dikemudian hari -- karena uang besar hanya mampir sesekali. Wkwkkw.....

Baik begini saya tuliskan. Secara skala prioritas.

1. Beli sawah; ya, tanah darat sudah punya, balong sudah punya, saatnya punya sawah. Kenapa sawah: satu hal sebagai jaring pengaman untuk makanan pokok (aman setiap bulannya, tak perlu beli), dua hal karena pemberdayaan masyarakat di kampung saya. Seperti kebun yang sekarang, dengan adanya sawah, terbuka kembali pekerjaan bagi penduduk disana. Tentu tak mungkin saya yang mengerjakannya. Ada mutualisme disana. Ada aspek pemberdayaan sekecil apapun. Saya sudah tidak lagi bermimpi muluk, misal: berjuang memekarkan kabupaten, cukup kecil tapi berdampak langsung itu sudah oke. Saya sudah coba bikin sekolah, bikin TBM, tapi masyarakat disana belum terbiasa untuk mengurusnya, lebih baik pemberdayaan jaring pengaman perut sementara ini. Baru mungkin kemudian bertahap kependidikan.

2. Renovasi rumah; saya pecinta arsitektur keindahan, tapi di sisi lain sebetulnya karena kebutuhan. Saya beli 2 rumah, tapi satu rumah kami gunakan sebagai kantor. Secara otomatis untuk urusan sehari-hari hanya pakai satu rumah. Dilain sisi, anak saya 3, pembantu, di tambah keluarga besar yang sering bersilaturahmi. Akhirnya, rumah yang ada belum memenuhi unsur cukup. Saya sudah menggambar untuk 2 lantai, dengan khusus tambahan kamar (untuk anak-anak), ruang pembantu, ruang keluarga yang besar, serta mushola (mengingat keluarga besar selalu yang pertama dicari mushola, entah buat ibadah atau sekedar leyeh-leyeh). Nah, bonusnya, barangkali ada rezekinya, semoga yang di samping rumah di jual, saya berencana untuk membeli dan menggunakannya sebagai halaman. Entah untuk tanaman, atau sekedar untuk main anak-anak, atau mungkin kedepannya bisa untuk museum atau sekedar tempat nongkrong. Saya terbiasa hidup di halaman luas di kampung. Jadi, cita-cita untuk punya halaman tetap selalu di inginkan.

3. Beli mobil (lagi), bukan pemborosan, tapi lagi-lagi seiring anak bertumbuh besar, keluarga juga merupakan keluarga besar, mobil kecil hatback tentu tidak akan cukup lagi. Minimal harus yang 3 sheet. Mobil-mobil yang cukup menampung 8 orang minimal. Agar leluasa.

4. Jika ada kesempatan dan rizkinya, saya ingin kuliah S2 sejarah, seiring dengan ketertarikan akan hal tersebut. Kemudian untuk S3 nya, menyesuaikan setelah S2 tersebut, apakah sejarah atau manajemen. Karna notabenenya saya sudah S2 manajemen sekarang pun. Kalo saya S3 manajemen saya sudah bulat tekad untuk ambil jurusan Manajemen strategi. Kao sejarah belum tahu.

Demikian. Semoga selalu diberi kesehatan.

Saya yakin, saya yang menuliskannya dalam catatan ini, Alloh yang akan mengabulkannya.

Aamiin YRA....

(rikigana)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar