Rabu, 18 November 2020

Abai Syukur

Saya terkadang malu -- malu pada Alloh SWT.

Dipikir-pikir, semua yang dulu di inginkan, lambat laun mulai tercapai ; malah besar persentase realisasinya. Tapi, selalu merasa kurang dan selalu pindah lagi keinginannya.

Contoh kecil: ingin banyak waktu dan hobi di rumah dengan penghasilan yang 'tetap' cukup. Ini kejadian! Alhamdulilah..

Banyak menekuni seni rumah; bisa bertani dirumah; baca buku yang disuka; belanja barang tinggal via online; sesekali keluar untuk ngajar; dan kumpul bersama keluarga minimal ngajarin ngaji tiap magrib; dan..dan banyak lagi.

Hanya kemudian ada tambahan keinginan lainnya, ingin punya penghasilan lebih besar. Ingin nambahin aset berupa kebun. Ingin nambah mobil. Ingin nambah rumah. Ingin nambah istri, eh..

Akhirnya timbul kembali rasa harus bekerja lebih. 

Saya kadang bingung, menyeimbangkan antara rasa syukur dan dorongan untuk berjuang lebih.

Kadang juga bukan tidak bersyukur, tapi serasa harus berbuat lebih dan lebih (ambisius). Kadang saya merasa hidup yang terlalu nyaman adalah hidup yang monoton. Tapi juga hidup yang terlalu ambisius membuat rasa yang tidak nyaman.

Hidup oh hidup..

Yang pasti, saya bersyukur pada Alloh SWT, atas nikmat hidup yang diberikan.

(Rikigana)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar