Jumat, 13 Desember 2019

Insinyur Presiden

Ruas semarang menuju jogja

Saya setuju ungkapan ini -- saat kongres PII, beberapa bulan yang lalu :

" Jika presidennya dari kalangan insinyur, maka akan terasa pembangunan (infrastrukturnya)."

Yap, terbukti, saat presiden sukarno, saat pa habibi (walau sebentar), saat sekarang era pa jokowi -- infrastruktur terus d genjot.

Terlepas dari segala pro dan kontra. Terlepas dari aspek yang lain. Tapi infrastruktur membuat pembangunan itu terlihat dan terasa. Contoh : jalan Tol.

Saat ini perjalanan ke UII jogja (bareng MM angkatan 2018). Saat ini saya menikmati pembangunan infrastruktur itu. Jalan tol sekarang sudah terbentang luas sampai surabaya -- menghubungkan ujung barat (merak) sampai ujung timur (jawa timur). Lebih cepat, lebih enak dibandingkan dulu, sekitar 2013 yang masih mengikuti jalan deandels. Dulu saya muter2, pantura, alas roban dstrnya. Kadang macet dan nanjak : karena kendaraan2 besar pun lewat sana. Sekarang, alhamdulilah perjalananan pun lancar dan nyaman. Apalagi fly over jakarta-cikampek tanggal 15 sudah mulai di pakai, sudah tak ada lagi macet yang berarti.

Setiap kebijakan memang pro dan kontra. Jangankan sekelas negara. Rumah tangga pun demikian.

Tapi tak salah rasanya, saya pilih insinyur untuk jadi presiden kedua kali nya -- walau banyak pula yg memusuhinya.
(Rikigana)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar