Selasa, 10 Desember 2019

Syukur Dino

Kaka, Aa, dede
Alhamdulilah, saya di karuniakan 3 orang anak-anak yang lucu-lucu.

Alhamdulilah, saat ini sedang banyak waktu untuk bersama-sama.

Alhamdulilah, diberikan istri yang poll kesabaran dan kedewasaan nya -- disamping strong dan solutif melalui segala hal.

Sewaktu saya karyawan, istri yang punya kantor sendiri (notaris), mampu 'mengelola' anak 3 itu.

Tanpabeban, nothing to lose.

Saat ini, si kaka SD kelas 1 (umur 7 tahun ke februari 2020), si Aa 3,5 tahun, dan si kecil, dede 1,5 tahun.
Walau kadang rame dan ribet. Sungguh, tingkah laku mereka selalu menggemaskan, lucu dan tak terduga.
Dan akur, main bersama -- sebab seinget saya, dulu dikampung, yang kaka beradik dengan jarak umur berdekatan, biasanya selalu berantem, dan selalu ada momen yang kecil yang di bela, salah ataupun betul.

Suatu waktu si aa bilang, bahwa mereka bertiga adalah dino (diambil dari kata dinosaurus). Awal mulanya, kita panggil dede ke yang kecil. Tiba2 si aa bilang, " ayah, itu bukan dede, tapi bayi dino", katanya.
Entah apa maksudnya.
Mulai dari situ akhirnya mereka bertiga berganti panggilan : kaka dino, aa dino dino dan bayi dino. 😁😁

Saya punya jarak yg jauh dengan adik (8 tahun), jadi tak ada momen main bersama. Banyaknya ya mengasuh. Tapi tentu sudah beda kegemaran, karena masa pertumbuhan nya berbeda. Apalagi adik -- ayu -- perempuan. Ya, kalaupun main banyaknya saya main, sambil ngasuh (kalo ga salah, saya mau masuk SMP baru punya adik). Dengan yang ketiga -- danda -- lebih jauh lagi, saya kuliah semester 2, danda baru lahir. Hampir tak pernah ada intens bersama-sama.
Dengan teteh --te lida-- tentu tak pernah bersama, memori anak kecil saya terbatas bahwa dia adalah teteh, tapi kita tak bersama2 dalam satu rumah.

Saya sempat protes ke istri, tentang rencana ber-anak 3. Waktu itu, sy rasa cukup 2. Tapi entah kenapa, lupa alasannya, kemudian akhirnya kita bersepakat ulang ; untuk beranak 3.

Hmm...

Suatu saat, saya merenung, saya tersenyum -- sedikit terenyuh.

Alhamdulilah, Ya Alloh. Maafkan hamba, yang banyak abai untuk bersyukur, pada hal-hal yang sebetulnya sudah hamba dapatkan. (Rikigana).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar